Vatican City (ANTARA) - Paus Fransiskus mengatakan generasi masa depan tidak boleh dibebani dengan biaya sistem pensiun saat ini, dan mendukung reformasi yang memicu unjuk rasa besar-besaran di Prancis.

Pemimpin Gereja Katolik Roma berusia 86 tahun itu berbicara secara umum, tanpa mengacu pada Prancis, dalam pidatonya kepada para pemimpin dan staf agen kesejahteraan Italia, INPS, di Vatikan, Senin.

"Memikirkan bahwa di beberapa negara, cucu kita akan lahir dengan utang publik yang mengerikan. Pilihan keberlanjutan, di sisi lain, menanggapi prinsip bahwa tidak adil untuk memberikan beban yang tidak dapat diubah dan terlalu berat pada kaum muda," kata dia.

Prancis telah diguncang oleh pemogokan dan terkadang protes keras terhadap reformasi yang didorong oleh Presiden Emmanuel Macron, yang menaikkan usia pensiun dua tahun menjadi 64 tahun.

Negara-negara Eropa lainnya, yang menghadapi tantangan harapan hidup yang lebih lama dan tingkat kelahiran yang menurun, telah mengadopsi langkah-langkah penghematan biaya yang serupa, dan pemerintah mempertahankannya atas dasar kesinambungan keuangan.

Dalam pidatonya, Fransiskus menyerukan politisi bijak adalah yang dapat membedakan antara waktu baik dan buruk, serta dapat menghindari pemborosan sumber daya--dan tidak meninggalkan generasi mendatang dalam posisi sulit.

Paus Fransiskus juga menekankan kontribusi yang diberikan kepada sistem pensiun oleh pekerja asing, dan mengatakan orang harus memiliki akses ke pekerjaan yang bermartabat, tanpa bentuk kontrak sementara yang berlebihan atau dipaksa untuk menerima pekerjaan yang tidak diumumkan.

Reformasi pensiun yang direncanakan Pemerintah Prancis memicu penolakan publik, dengan jutaan warga turun ke jalan untuk berdemonstrasi.

Di lain pihak, Presiden Macron meyakini bahwa bahwa sistem pensiun perlu dimodifikasi untuk mencegah kebangkrutan.

Diharapkan dengan menunda usia pensiun dan memperpanjang periode pembayaran manfaat pensiun, sistem pensiun Prancis akan berpeluang untuk mencapai titik impas tahun 2030.

Tekanan yang dialami sistem pensiun Prancis salah satunya diakibatkan banyaknya pekerja yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun. Faktanya, saat ini banyak masyarakat Prancis yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun 62 tahun.

Saat ini, setiap 1,7 orang yang bekerja di Perancis menanggung 1 orang pensiunan, turun dari 2,1 orang tahun 2000. Angka tersebut diproyeksikan terus turun menjadi 1,3 pada tahun 2070.

Fenomena pekerja yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun tentu memberikan beban yang berat bagi sistem pensiun Prancis, karena sistem pensiun di negara itu didanai iuran para pekerja yang masih aktif bekerja.

Sumber: Reuters
Baca juga: Paus Fransiskus tinggalkan rumah sakit setelah perawatan bronkitis
Baca juga: Vatikan batalkan doktrin penemuan yang legitimasi penaklukan kolonial
Baca juga: Paus Fransiskus serukan kesempatan setara bagi wanita

 

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023