Yefremov (ANTARA) - Seorang bocah perempuan Rusia yang dikirim ke panti sosial setelah membuat gambar antiperang, dijemput oleh ibunya yang bertahun-tahun tidak tinggal bersama gadis kecil itu dan ayahnya.

Sang ayah yang bernama Alexei Moskalyov dihukum karena dinilai mendiskreditkan angkatan bersenjata.

Rusia menjatuhkan hukuman berat kepada siapa saja yang menjelek-jelekkan militer setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan agresi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Undang-undang tentang hal itu telah menjerat para pembangkang, jurnalis, aktor, musisi, dan bahkan pelawak.

Beberapa jam sebelum pengadilan menggelar sidang soal hak asuh ayah bocah itu, komisioner hak anak Rusia mengaku telah berbicara dengan Olga, sang ibu, yang menjemput anaknya dari panti.

Ayah gadis kecil itu dihukum penjara dua tahun karena mendiskreditkan militer sehingga terpaksa meninggalkan putrinya Maria, atau Masha, yang kemudian diasuh oleh negara karena ibunya selama bertahun-tahun meninggalkan anaknya itu.

Baca juga: Rusia serahkan sistem rudal jarak pendek Iskander kepada Belarus

Komisioner Anak Maria Lvova-Belova mengatakan bahwa Masha semula tidak ingin bertemu ibunya, dan secara hukum pendapatnya harus dipertimbangkan.

"Sekarang sikapnya telah berubah, dia mengatakannya sendiri kepada saya lewat telepon," kata Lvova-Belova.

Dia menambahkan bahwa Olga telah mengambil Masha dari pusat rehabilitasi sosial.

"Semoga semuanya lancar bagi ibu dan anak ini," katanya.

Lvova-Belova mengunggah foto bocah itu dan ibunya yang sedang duduk di tempat tidur, saling menatap satu sama lain. Keduanya tersenyum.

"Saya senang melihat reuni anak itu dengan ibunya," kata Lvova-Belova.

Baca juga: Dukungan Barat untuk Ukraina ciptakan negara teroris, kata Rusia
'
Belum jelas kenapa sang ibu tidak tinggal bersama keluarganya begitu lama.

Dokumen hak asuh resmi pada awal tahun ini menunjukkan ibunya menggunakan nama keluarga yang berbeda.

Gambar Antiperang

Masalah yang dihadapi Moskalyov bermula setelah putrinya membuat sebuah gambar yang menampilkan rudal-rudal Rusia terbang ke arah Ukraina di kelas seni sekolahnya tahun lalu.

Gambar itu disertai slogan-slogan "Jayalah Ukraina" dan "(Katakan) Tidak kepada Putin, (katakan) tidak kepada perang".

Sekolah Menengah Nomor 9 di Yefremov, 290 km selatan Moskow, melaporkan gambar itu kepada polisi, yang kemudian mendiskusikannya dengan Moskalyov dan putrinya, yang saat itu berusia 12 tahun.

Baca juga: Rusia mengaku terima 5 jutaan pengungsi dari Ukraina

Yang lebih mengerikan, agen-agen Dinas Keamanan Federal (FSB), penerus KGB era Soviet, juga berbicara dengan ayah dan putrinya, kata pengacara Moskalyov kepada Reuters.

Tak lama kemudian, dinas sosial terlibat dan Moskalyov dituduh mengasuh anak dengan buruk dan dijatuhi denda.

Dia juga dituding mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia dalam unggahan media sosial. Dia mengaku akunnya telah diretas.

Moskalyov ditahan pada 1 Maret dan keesokan harinya menjadi tahanan rumah.

Anaknya kemudian dibawa ke panti, meski ada permintaan dari seorang detektif agar dikembalikan ke rumahnya.

Moskalyov lalu melarikan diri dan ditangkap di Minsk. Selama pelariannya, dia dijatuhi hukuman dua tahun penjara secara in absentia karena mendiskreditkan militer.

Baca juga: Jebolnya bendungan netralitas dan pupusnya finlandisasi

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023