Jakarta (ANTARA) - Sangat mudah untuk mengklik "oke", “yes”, atau “setuju” ketika sebuah aplikasi maupun situs web meminta data lokasi hanya untuk segera melewati intervensi pop-up dan kembali berselancar, namun ini bisa jadi berbahaya.

Pengguna internet perlu memikirkan kepada siapa membagikan informasi lokasi itu dan apa alasannya. Biasanya, ini tidak hanya sekedar informasi dan data diri yang perlu diketahui oleh aplikasi dan situs web tentang Anda.

Seperti jenis informasi pribadi lainnya, data lokasi disajikan oleh perusahaan sebagai “trade-off”. Konsumen mungkin bersedia saja mengungkapkan di mana mereka berada, biasanya untuk pengalaman pengguna yang lebih nyaman.

Baca juga: Cara hindari pencurian data dan penipuan di ruang digital

Namun, perusahaan aplikasi atau situs akan mengumpulkan informasi penting itu, dan sangat memungkinkan untuk menjual kembali data tersebut kepada pihak ketiga untuk mendapatkan keuntungan tambahan, seperti dilaporkan Engadget, Kamis (6/4) waktu setempat.

Pihak ketiga tersebut, menurut seorang peneliti keamanan di Electronic Frontier Foundation Amerika Serikat (AS), Cooper Quintin, dapat mencakup pialang data dan pengiklan, penegak hukum, pemburu hadiah, dan hampir semua orang yang memiliki uang untuk membeli informasi ini.

Itu adalah salah satu alasan mengapa seseorang merasa seakan gawainya "menguping". Sebagai contoh, seseorang memberi tahu kerabatnya bahwa ia sangat menginginkan makanan cepat saji, kemudian, tiba-tiba saja gawainya menyajikan iklan promosi kentang goreng di McDonnald’s terdekat.

Karena hingga saat ini belum ada undang-undang atau peraturan federal yang berlaku untuk sepenuhnya melindungi informasi konsumen, pengguna internet harus bijak dalam menyebarkan informasi tersebut.

Saat meng-install aplikasi baru, Quintin menganjurkan untuk tidak langsung menyetujui berbagi data lokasi, meskipun jika merasa tidak ada yang perlu disembunyikan. Karena sejatinya, tidak ada keuntungan berlebih jika membagi informasi tersebut pada perusahaan.

Aturan praktis yang baik adalah menghindari memberikan informasi lokasi, kecuali apabila aplikasi mengharuskannya berfungsi, seperti aplikasi petunjuk jalan (peta) atau ojek daring.

Menurut Penasihat Senior dan Direktur Hukum di Pusat Informasi Privasi Elektronik AS, Megan Iorio, berbagi data lokasi terkadang tidak dapat dihindari dalam beberapa kasus. Namun ia memperingatkan bahwa menyediakan akses menyeluruh ke aplikasi atau situs bukanlah ide yang baik.

Biasanya, aplikasi akan meminta akses ke informasi lokasi pengguna gawai. Pada pengaturan, lebih baik untuk tidak memilih "selalu izinkan", “Izinkan seluruh akses” atau opsi serupa di dalam browser. Pilih lah aplikasi mana saja yang perlu untuk mengakses informasi data lokasi.

Baca juga: Data 7,9 juta pengemudi Australia dicuri maling digital

Baca juga: Aplikasi pihak ketiga mobil terkoneksi rentan pencurian data

Baca juga: Film Oscar jadi sasaran empuk penjahat siber untuk mencuri data

Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023