Depok (ANTARA) - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan keberagaman yang ada di Kota Depok, suku, etnis, agama, ini jangan dijadikan sebuah media konflik, tetapi harus dipadukan untuk menjadikan Depok yang lebih maju.

"Kami mengajak masyarakat agar menjadikan momentum 24 tahun Kota Depok, sebagai sarana mengukir berbagai karya dan bakti untuk kemajuan daerah," kata Mohammad Idris, usai menghadiri Tasyakuran Hari Jadi ke-24 Kota Depok Tahun 2023 di Masjid Agung Balai Kota Depok, Kamis.

Menurut dia karya pembangunan, itu yang bisa kita ukur, ukuran pembangunan dalam rangka ini ada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Harapan Hidup (AHH), Indeks Konflik Sosial dan Indeks Kerukunan Umat Beragama.

"Itu intinya 24 tahun, dimaknai sudah sejauh mana pembangunan kemajuan yang ada di Kota Depok, Kota Depok sudah maju, kita jadikan semakin maju lagi," katanya.

Dikatakannya perpindahan atau migrasi penduduk menjadi faktor utama makin cepatnya jumlah penduduk di Depok. Uniknya, migrasi penduduk Kota Depok tersebut berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagainya, tiap tahun meningkat sebesar empat persen.

"Di satu sisi, bisa dibilang baik atau positif, mereka tertarik untuk berdomisili di Kota Depok untuk bekerja di Jabodetabek misalnya. Di sisi lain ini sebuah tantangan migrasi, jumlah penduduk di Kota Depok sudah meningkat menjadi hingga 2,4 juta jiwa (hitungan BPS)," katanya.

"Lebih menantang lagi 71 persen penduduk Depok adalah usia produktif, artinya urbanisasi ini jadi sebuah tantangan baru untuk meningkatkan dan memberdayakan anak-anak muda," ujarnya.

Oleh sebab itu Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah memulai dengan program Wirausaha Baru (WUB) dan Perempuan Pengusaha. Kemudian, ada juga pembangunan fisik, yaitu fasilitas olahraga setiap kecamatan, dan ke depan Kota Depok harus mempunyai Youth Center atau tempat anak-anak berkreasi.

"Lalu, jumlah lansia Kota Depok juga meningkat karena AHH di Kota Depok termasuk tinggi, hampir 13 persen penduduk Depok ialah warga lansia. Kita harus berdayakan mereka, lansia jangan dijadikan masalah di Kota Depok, mereka bisa memberikan masukan baik untuk anak muda," katanya.

Maka dari itu, Kota Depok harus mempunyai fasilitas publik yang bisa dimanfaatkan oleh warga lansia, dan Pemkot Depok sudah bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) untuk meningkatkan kedigdayaan orang-orang tua atau lansia.

"Tantangan selanjutnya masalah ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 5,5 persen, ini lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Barat sebesar 5,7 dan nasional sebesar 5,6 persen," ujarnya.

"Ternyata lebih tingginya nasional dan Jawa Barat karena faktor pertanian, kita rendah karena belum bisa memberdayakan petani-petani kita dan lahan-lahan tidur yang ada di Kota Depok untuk pertanian," jelasnya.

"Untuk kesehatan, janji kampanye posyandu harus milik sendiri, sekarang sudah 70 persen lahan sudah kita beli, tinggal anggaran untuk bangunan," katanya.

Selain itu, Kota Depok sudah memiliki puskesmas 24 jam dengan dokter-dokter yang ada di sana.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023