Los Angeles (ANTARA News) - Bintang film laga Arnold Schwarzenegger punya pendapat berbeda tentang pengaruh film-film laga penuh aksi kekerasan yang beredar di Hollywood.

Mantan Gubernur California mengatakan, kekerasan dalam film adalah hiburan dan tidak seharusnya dihubungkan dengan peristiwa tragis seperti penembakan sekolah di Connecticut yang menyebabkan 20 anak tewas.

Saat memberikan keterangan pers sebelum peluncuran film baru berjudul "The Last Stand" yang akan dirilis 18 Januari mendatang dia mengatakan "kita harus memandang hal ini sebagai dua hal terpisah."

"(Ini adalah) hiburan dan hal yang satunya adalah tragedi yang di luar akal sehat. Ini benar-benar serius dan adalah fakta yang nyata," kata Schwarzenegger (65) seperti dikutip Reuters.

Dia juga mengatakan bahwa tragedi penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Connecticut oleh seorang pria bersenjata pada 14 Desember 2012 tidak hanya berhubungan dengan masalah senjata.

"Kita harus menganalisa bagaimana kita menangani penyakit mental, bagaimana kita menangani undang-undang senjata, bagaimana kita menangani para orang tua, "katanya.

Bintang sejumlah film laga box-office seperti "The Terminator", "Predator", dan "True Lies" itu kembali menjadi bintang utama dalam "The Last Stand" sejak menjabat sebagai Gubernur California selama tujuh tahun.

Dalam "The Last Stand" Schwarzenegger memerankan seorang pensiunan polisi Los Angeles yang menjadi sherif di sebuah kota perbatasan. Di sana dia harus menghentikan gembong narkotika yang melintasi perbatasan.

Film dengan adegan kekerasan semacam itu belakangan disebut Ketua National Rifle Association (NRA) Wayne LaPierre sebagai faktor yang berkontribusi terhadap penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook.

Tapi Schwarzenegger mengatakan bahwa undang-undang senjata dan perawatan kesehatan mental yang perlu perubahan, bukan Hollywood.

"Bagaimana kita bisa berbuat lebih baik dengan undang-undang senjata?" tanya Schwarzenegger.

"Jika ada celah, jika ada masalah, mari kita menganalisis itu ... Apakah kita benar-benar menangani masalah-masalah mental dengan tepat?"

Mantan politisi itu menyinggung ibu sang penembak brutal, yang juga ditembak mati oleh sang anak pada hari tragis itu.

"Apakah seorang ibu perlu mengumpulkan senjata dan mengajari anak-anak kecilnya menembak?" tanya dia.

"Semuanya harus dianalisis... Saya pikir itu hutang kita pada rakyat kita," kata dia.

(G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013