Roma (ANTARA) - Saham perbankan Eropa turun tajam pada Selasa (2/5) setelah kegagalan dan pengambilalihan First Republic Bank yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Pasar juga terdampak negatif oleh spekulasi terkait kenaikan suku bunga di AS dan Eropa, dengan para pejabat yang mengawasi mata uang dolar AS dan euro berusaha mengendalikan lebih jauh tingkat inflasi yang mencatat rekor tertinggi akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

Suku bunga yang lebih tinggi diyakini mampu membantu memperlambat inflasi, tetapi pada saat bersamaan juga akan menambah tekanan terhadap neraca entitas keuangan.

Bursa saham Eropa secara umum lebih rendah pada Selasa, dengan indeks blue chip di London dan Frankfurt sama-sama turun 1,2 persen, Paris turun 1,4 persen, dan Milan turun 1,6 persen.

Saham perbankan membantu memimpin penurunan tersebut, dengan STOXX Europe 600 Banks Index ditutup di angka 1,5 persen, setelah diperdagangkan di area positif hampir sepanjang hari. Indeks utama kini turun 4,0 persen dalam lima hari perdagangan terakhir.
 
   Sejumlah nasabah Silicon Valley Bank mengantri di depan kantor bank tersebut di Caliornia, AS. Silicon Valley Bank dinyatakan kolaps dan ditutup oleh Federal Deposit Insurance Corporation (selaku badan regulator) pada 3 Maret 2023. Bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat (AS) ini resmi bangkrut hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal (Xinhua)


Indeks bank tersebut turun terlepas dari berita ekonomi yang kuat dari HSBC yang berbasis di London, bank terbesar di Eropa berdasarkan aset dan kapitalisasi pasar. Saham HSBC ditutup naik 3,5 persen setelah bank tersebut mengumumkan lonjakan laba, serta rencana untuk menggelontorkan dana sebesar 2 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.703) guna membeli kembali sahamnya sendiri.   

Namun, masalah First Republic Bank lebih signifikan. Bank yang berbasis di San Francisco itu jauh lebih besar dibandingkan dua bank lainnya, menjadikan kegagalannya sebagai yang terbesar kedua untuk bank pemberi pinjaman AS setelah kebangkrutan Lehman Brothers pada 2008. Kasus Lehman Brothers saat itu turut memicu krisis keuangan global.

Karena hari Senin (1/5) adalah hari libur di Eropa, maka sesi perdagangan Selasa menjadi sesi pertama di pasar Eropa sejak masalah di First Republic Bank muncul ke permukaan.

Meskipun sempat mendapat suntikan dana talangan (bailout) sebesar 30 miliar dolar AS pada Maret, First Republic mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh penarikan dana oleh para investor yang ketakutan akibat kolapsnya Signature Bank dan Silicon Valley Bank. First Republic diambil alih oleh JP Morgan pada Senin.

Kolapsnya First Republic Bank adalah kegagalan bank signifikan ketiga di AS tahun ini, setelah bangkrutnya Silicon Valley Bank di California dan Signature Bank di New York secara beruntun pada Maret.
 
   Logo bursa saham London terpampang di dinding gedung bursa itu di London, Inggris. Saham perbankan Eropa turun tajam pada Selasa (2/5) setelah terjadi kegagalan dan pengambilalihan First Republic Bank yang berbasis di Amerika Serikat (AS). (Xinhua)


Sejauh ini, Eropa berhasil menghindari kolapsnya bank besar, meskipun hal itu nyaris terjadi pada Maret ketika bank pemberi pinjaman Swiss UBS menyuntikkan dana talangan kepada rivalnya yang bermasalah, Credit Suisse.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023