Phnom Penh (ANTARA) - Pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia menghiasi Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, yang menjadi lokasi upacara pembukaan SEA Games XXXII/2023 Jumat malam.

Sesuai abjad, Kontingen Indonesia berada di barisan kedua pada defile kontingen peserta SEA Games 2023. Flairene Candrea Wonomiharjo memimpin barisan dengan membawa bendera Merah Putih.

Dia mengenakan pakaian asal Bali yang biasa dipakai para penari Panji Semirang. Tari Panji Semirang merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Pulau Dewata.

Secara umum, Tari Panji Semirang berfungsi sebagai tari pertunjukan dalam acara-acara tertentu, seperti peringatan upacara keagamaan.

"Senang sekali bisa menggunakan pakaian adat khas Bali pada defile upacara pembukaan. Bajunya tidak begitu ribet dan nyaman digunakan saat berjalan sembari membawa bendera Merah Putih," kata Flairene.

Baca juga: Indonesia membawa misi budaya dan solidaritas di pembukaan SEA Games

Selain Bali, pakaian adat lainnya juga menghiasi Morodok Techo National Stadium. Seperti pakaian khas Palembang, Sumatra Selatan yang dikenakan Chef de Mission (CdM) Lexyndo Hakim.

Lexy mengatakan arti dari songket Palembang adalah simbol dari harapan dan keberanian. "Baju Palembang karena kain songket merupakan ciri khas pakaian adat Palembang, Sumatera Selatan yang memiliki sebuah harapan dan keberanian," kata Lexy.

Harapan itu, lanjut Lexy, bisa menjadi optimisme bisa meraih medali seperti ketika Palembang, Sumatera Selatan menjadi tuan rumah SEA Games 2011 dan Asian Games 2018 di Indonesia.

"Ketika itu, Indonesia mendapatkan medali yang cukup banyak. Itu juga menjadi harapan-harapan yang bisa kita gapai di SEA Games 2023 Kamboja," ujar Lexy.

Kemudian ada juga baju adat lainnya semisal dari Lampung, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Sumatra Barat, dan lainnya. Selain itu sebagian lainnya juga menggunakan ikat kepala dari berbagai daerah.

Baca juga: Gemerlap keindahan Negeri Khmer disajikan di pembukaan SEA Games 2023

Upacara pembukaan SEA Games 2023 berlangsung meriah dengan diawali 62 anak berjalan membawa bendera Kamboja yang menunjukkan bahwa 62 tahun Kamboja menanti untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Kamboja,acara dilanjutkan dengan seni pertunjukan yang menceritakan tentang sejarah nasional Kamboja, dengan diawali kelahiran Kerajaan Khmer.

Pertunjukan tersebut sarat akan seni tradisi Kamboja, salah satunya yang tampak tak asing bagi mata penonton Indonesia adalah Sbek Thom, permainan wayang kulit tradisional Kamboja.

Kemudian menampilkan peralihan era di Kamboja ditunjukkan dengan sejumlah anak masuk membawa lukisan menyerupai pelangi berwarna hijau, kuning, dan merah.

Penampilan selanjutnya memperlihatkan pembangunan yang ada di Kamboja. Tampak berbagai macam bangunan, di antaranya fasilitas kesehatan dan toko swalayan, juga anak muda yang menunjukkan bahwa Kamboja memasuki dalam era modern.

Kamboja yang modern kemudian ditampilkan dengan seni digital sebagai latar belakang dari para penari yang berpakaian mengenakan lampu LED.

Usai penampilan-penampilan tersebut, akhirnya para atlet dari anggota ASEAN membawa bendera nasional mereka serta tampil dengan mengusung nilai dari negara masing-masing di hadapan ribuan pasang mata yang memadati stadion berkapasitas 60 ribu kursi tersebut.

Baca juga: Kamboja minta maaf atas insiden bendera Indonesia terbalik
Baca juga: Cuaca terik tak surutkan semangat penonton pembukaan SEA Games

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023