Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan dokter spesialis anak, dr. Agus Fitrianto, Sp.A (K) menyebutkan di Indonesia terdapat cukup banyak penderita talasemia karena Indonesia termasuk dalam daerah sabuk talasemia.
 
"Di Indonesia sendiri cukup banyak kasus talasemia karena dilewati oleh sabuk talasemia," katanya dalam acara diskusi  memperingati Hari Talasemia Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Agus menjelaskan penyakit talasemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik yang dibawa oleh salah satu nenek moyang yang melintasi wilayah Indonesia pada zaman dahulu.
 
Agus menambahkan talasemia dapat menurun secara genetik kepada anak penderita talasemia jika seseorang pembawa gen  menikah dengan seseorang lainnya yang juga membawa gen talasemia yang kemudian melahirkan keturunan.

Baca juga: Dokter anjurkan skrining talasemia jauh hari sebelum menikah

Baca juga: IDAI: Kurangnya nakes kendala tangani talasemia di Indonesia Timur
 
"Idealnya, kalau ada anggota keluarga memiliki gejala talasemia, maka keluarga wajib melakukan skrining untuk membantu langkah penanganannya," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr. Margono, Banyumas, Jawa Tengah itu.
 
Agus mengatakan gejala talasemia pada anak biasanya adalah wajah sering pucat, gangguan pertumbuhan, warna kulit sedikit kuning, dan pembesaran perut yang nampak cembung.
 
Namun, Agus menegaskan cara terbaik untuk mengetahui seseorang terkena penyakit talasemia adalah dengan melakukan pemeriksaan darah karena talasemia merupakan penyakit genetik dan bisa diketahui secara pasti melalui cek darah.
 
"Nantinya bisa dipastikan dengan Elektroforesis Hb (pemeriksaan hemoglobin) untuk menemukan kelainan Hb nya," ujarnya.
 
Agus mengatakan penyakit talasemia dibagi menjadi tiga yakni talasemia minor, intermediat, dan mayor.
 
Agus menjelaskan pada penderita talasemia minor dan intermediat pasien tidak bergantung pada transfusi darah yang rutin, sedangkan pada talasemia mayor, pasien memerlukan transfusi darah yang rutin seumur hidupnya.
 
Penyakit talasemia adalah penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia yang menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).
 
Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi penduduk dunia yang memiliki kelainan gen hemoglobin sekitar tujuh sampai delapan persen, sehingga diperkirakan terdapat sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang membawa kelainan gen ini.
 
"Jangan berkecil hati jika anak anda terdiagnosis talasemia, karena jika pengobatan talasemia berjalan dengan baik, anak bisa tumbuh kembang normal sebagaimana anak lainnya," demikian Agus Fitrianto.*

Baca juga: Pentingnya periksa penyakit keturunan sebelum menikah

Baca juga: Kemenkes perkirakan 2.500 bayi lahir dengan talasemia per tahun

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023