ada tambahan retakan sporadis di beberapa titik yang kami pantau
Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur terus memantau perkembangan tanah retak atau likuifaksi yang mengancam sedikitnya 13 rumah di Desa Bekirig Kecamatan Pulung, Ponorogo.

"Kami terus amati dan nyatanya ada tambahan retakan sporadis di beberapa titik yang kami pantau," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Sapto Jatmiko di Ponorogo, Jumat.

Dikatakan, kondisi retakan tanah yang berdampak terhadap bangunan warga semakin parah pascaturun hujan dengan intensitas sedang selama tiga hari terakhir.

"Tambahan retakan baik yang lebar maupun turun hingga lima centimeter," kata Sapto.

Baca juga: Menteri PUPR pastikan daerah tanah bergerak di Cisumdawu bisa dilalui
Baca juga: Puluhan rumah di Dongko Trenggalek rusak terdampak tanah bergerak


Menurut dia, sebenarnya kondisi tanah retak sudah berlangsung sejak 2018. Sempat terhenti, retakan kembali terjadi pada 30 Maret 2023 dan terus bertambah seiring curah hujan yang tinggi 1-3 bulan terakhir.

"Dari situ kami lakukan pemantauan. Ada enam titik yang diberi patok untuk dipantau. Kami beri nama titik A, B, C, D, E dah F," paparnya.

Sapto merinci, dari hasil pengelompokan tersebut titik A penurunan 0 cm melebar 2 centimeter, titik B penurunan 0 centimeter melebar 0 centimeter, titik C penurunan 1 centimeter melebar 2 centimeter, titik D penurunan 2 centimeter melebar 1 centimeter, titik E penurunan 0 centimeter melebar 0 centimeter serta titik F penurunan 5 centimeter melebar 1 centimeter.

"Setiap titik berbeda tingkat pertambahannya, yang paling besar di titik F tambah 5 centimeter," paparnya.

Akibat peristiwa tersebut, sejumlah rumah warga mengalami retak. Sedangkan rumah yang terancam terdampak ada sebanyak 13 rumah. Kendati demikian masyarakat masih belum melakukan pengungsian, tapi dirinya tetap mengimbau agar warga tetap siaga dan selalu waspada.

"Cuaca masih belum bisa diprediksi, saya himbau warga selalu waspada dan siaga terutama saat terjadi hujan," ujarnya.

Baca juga: Aceh Besar alami fenomena pergeseran tanah capai kedalaman 1,3 meter
Baca juga: Tanah bergerak picu kerusakan jalan jalur Selingkar Wilis Trenggalek
Baca juga: Bencana tanah bergerak di Nyalindung Sukabumi rusak puluhan rumah

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023