Batam (ANTARA News) - Nelayan tradisional Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, tidak melaut karena angin utara yang melanda mengakibatkan cuaca buruk dan gelombang tinggi.

"Gelombang laut sangat tinggi dan angin kencang membahayakan bagi kami yang hanya melaut menggunakan perahu-perahu kecil. Apalagi kondisi seperti ini juga membuat ikan sulit didapat," kata nelayan di Telaga Punggur, Batam, Nur Aziz, Sabtu.

Ia mengatakan, bersama banyak kawannya memilih memperbaiki kapal sebagai persiapan melaut jika cuaca sudah kembali mendukung setelah angin utara berlalu.

"Mau bagaimana lagi, alam tidak bisa dilawan, apalagi kalau dipaksa juga tidak akan bisa mendapatkan hasil tangkapan yang memuaskan. Ini kesempatan kami untuk kembali mempersiapkan kapal sebelum kembali melaut," kata dia.

Nur mengatakan, musim utara biasanya akan usai setelah perayaan Hari Raya Imlek pada pertengahan Februari mendatang.

Nelayan lain di kawasan Barelang memilih menjadi pengumpul ganggang (alga laut) yang banyak tersebar di karang-karang pinggir pulau selama musim utara. Ganggang tersebut dijemur, kemudian setelah kering dijual dengan harga Rp1.000-1.500 per kilogram.

"Saat tidak melaut ini yang bisa kami lakukan. Sekedar mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan seharri-hari," kata Nurrahman.

Ia mengatakan, walaupun harganya murah namun ganggang sangat mudah diperoleh diperairan Batam.

Sejak akhir November 2012, hingga pekan ketiga Januari 2012, harga ikan pada sejumlah pasar tradisional di Batam mengalami kenaikan fluktuatif dari 10-50 persen.

"Pasokan berkurang, kadang malah hampir tidak ada ikan masuk. Jadi harganya naik-turun namun masih sekitar 10-50 persen di atas harga normal," ujar pedagang ikan di Botania, Muhajir.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Hang Nadim Batam, Selasa memperkirakan gelombang tinggi dan arus cepat terjadi di beberapa wilayah perairan Kepulauan Riau. Nelayan dan pengguna transportasi laut diminta berhati-hati.

"Pelaku aktivitas kelautan diimbau agar berhati-hati terhadap gelombang laut yang tinggi serta arus laut yang kuat," kata Petugas Forecaster BMKG Hang Nadim Batam Adji Setiawan.

Sementara itu, Badai Tropis Sonamu di Laut China Selatan masih menyebabkan angin di udara lapisan atas Kepulauan Riau bertiup kencang dan kelembaban udaranya rendah. Hal ini berdampak pada pembentukan awan yang sedikit.

"Cuaca diprakirakan cerah berawan hingga berawan, akan tetapi masih ada peluang hujan ringan yang bersifat lokal," kata dia.

BMKG memprakirakan kecepatan angin diprakirakan lima sampai 30 kilometer per jam.
(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013