Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memanfaatkan pompong atau alat transportasi laut tradisional di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai media komunikasi informasi edukasi (KIE) percepatan penurunan stunting.

"Metode KIE sangat strategis untuk mengampanyekan percepatan penurunan stunting kepada masyarakat,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti usai meresmikan program KIE di Dermaga Pulau Penyengat, Jumat.

Pihaknya memasang spanduk di badan kapal/pompong rute Tanjungpinang-Pulau Penyengat, berisi informasi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Alasan menggunakan pompong karena mode transportasi itu merupakan kearifan lokal di Provinsi Kepri, sebagai daerah berciri khas kepulauan yang tidak dimiliki di semua daerah lainnya di Indonesia.

"Jadi ketika naik pompong, warga bisa langsung melihat informasi akan pentingnya mencegah serta menurunkan stunting," ujarnya.

Novian berharap, pemasangan KIE di pompong tersebut berdampak terhadap tingginya pemahaman warga tentang bahaya stunting bagi anak-anak, generasi penerus bangsa pada masa mendatang.

Menurutnya, ancaman stunting harus dicegah sejak dini, sebab jenis penyakit yang satu ini dapat menghambat tumbuh dan kembang anak yang lahir dari pasangan suami istri.

"Pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan dari hulu ke hilir. Salah satunya melalui metode KIE dengan berbasis kearifan lokal," ucapnya.

Baca juga: BKKBN minta pemda kebut entaskan stunting perkuat intervensi lapangan

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina mengatakan percepatan penurunan stunting di daerah itu terus didorong menyusul target Presiden Joko Widodo bahwa angka stunting pada 2024 harus turun menjadi 14 persen.

Ia menyebut kondisi angka stunting di Provinsi Kepri saat ini 15,4 persen atau turun 2,2 persen dibanding dengan sebelumnya yang 17,6 persen.

"Artinya, Provinsi Kepri tinggal menurunkan satu persen lagi agar angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024," ujar dia.

dia mengutarakan stunting menjadi salah satu penyebab terhambat upaya mewujudkan SDM unggul di Tanah Air.

Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga memengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan memengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

“Melalui program KIE di pompong Pulau Penyengat, diharapkan masyarakat lebih banyak mengetahui apa itu stunting. Lalu bagaimana dampaknya dan apa yang harus dilakukan jika ada keluarga atau warga sekitar berisiko stunting,” katanya.

Baca juga: BKKBN minta Pemkab Brebes perkuat kerja sama dalam entaskan stunting
Baca juga: BKKBN distribusikan PMT bagi ibu hamil & baduta stunting di Temanggung

Pewarta: Ogen
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023