pandemi COVID-19 menjadi pengalaman berharga
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Onkologi Medik Hary Gustian dari Universitas Maranatha mengajak masyarakat menjadikan pengalaman pandemi COVID-19 untuk mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungan.

"Masyarakat lebih mengenali berbagai faktor risiko, seperti polusi udara, perilaku berisiko, stres serta gaya hidup masyarakat yang kurang sehat akibat mengonsumsi makanan berminyak maupun merokok," kata Hary Gustian di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan masyarakat perlu mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungannya yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit menular maupun tidak menular.

"Pandemi COVID-19 menjadi pengalaman berharga bagi kita semua untuk belajar menerapkan pola hidup sehat, serta mengelola risiko kesehatan dan menghindari perilaku berisiko," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19: Risiko penularan COVID-19 masih ada meski lebih kecil
Baca juga: Epidemiolog: Kesadaran Indonesia susun mitigasi pandemi masih rawan


Harry menjelaskan upaya pencegahan dan edukasi akan bahaya penyakit tidak menular terus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga berbagai pihak.

“Namun, jika masih banyak masyarakat yang masih tidak sadar atau masih tetap melakukan gaya hidup dan perilaku yang berisiko, maka upaya pengurangan risiko adalah pilihan terbaik yang dapat dilakukan,” katanya.

Oleh karena itu, dokter dan tenaga kesehatan didorong untuk mempertimbangkan, mempelajari dan menggunakan pendekatan less risk dibandingkan dengan zero risk, kata Hary.

"Pada prinsipnya, pendekatan less risk ini membantu masyarakat mengenali secara sadar risiko dari kebiasaan yang dilakukan dan kemudian secara bertahap mengurangi risiko tersebut," katanya.

Baca juga: Survei: Pandemi ciptakan risiko kesehatan yang lebih kompleks
Baca juga: Pakar: Penilaian risiko diri yang kuat bantu RI hadapi XBB 1.5


Ia mengatakan vaksin, penggunaan masker ketika menggunakan kendaraan umum, memakan makanan rendah garam dan gula, hingga produk tembakau alternatif yang telah terbukti secara ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah dari rokok, merupakan contoh dari penanganan risiko atau pengurangan bahaya.

Selain itu, langkah penanganan kesehatan, baik secara promotif, preventif dan kuratif yang dilakukan oleh dokter juga merupakan bentuk dari pengurangan risiko.

Pendekatan pengurangan bahaya juga dapat mendorong penggunaan produk alternatif yang telah terbukti secara ilmiah rendah risiko di lingkungan masyarakat yang perlu melibatkan peran dokter dan tenaga kesehatan lainnya, kata Hary menambahkan.

Baca juga: Produk tembakau alternatif dinilai mampu kurangi risiko kesehatan
Baca juga: Epidemiolog: Sadari tingkat risiko infeksi COVID-19 pada diri sendiri

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023