Indonesia harus perkasa di Asia
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, Kamis, menyampaikan beberapa alasan dirinya berniat maju sebagai calon presiden 2014, antara lain ingin mengantarkan Indonesia menjadi perkasa di Asia.

Selain itu, katanya, ia memiliki beban historis dan modal intelektual.

"Saya memiliki beban historis karena sejak muda saya berjuang agar Indonesia menjadi negara demokratis dan rakyat sejahtera," kata Rizal Ramli kepada ANTARA, seusai menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat yang diadakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Jakarta, Kamis.

Menurut Rizal, dirinya juga memiliki beban intelektual, di mana saat ini negara Indonesia yang kaya raya dan memiliki sumber daya alam melimpah, mayoritas rakyatnya masih hidup di dalam garis kemiskinan.

Rizal juga mengaku ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang perkasa dan jaya di antara negara-negara Asia.

"Indonesia perlu mengejar kemajuan negara lain di dunia. Untuk itu, Indonesia harus perkasa di Asia," kata dia.

Rizal menyatakan siap maju dalam pemilihan presiden 2014 apabila rakyat mendukung. Saat ditanya mengenai terkait sudah adanya komunikasi politik dengan partai, Rizal tidak mengiyakan namun tidak juga menampiknya.

"Ini masih buih-buih saja. Menentukan sikapnya nanti setelah pemilu legislatif," katanya.

Dalam diskusi dengan KSPI, Rizal yang bertindak selaku pembicara sempat meminta dukungan atas niatannya menjadi calon presiden 2014. Rizal mengatakan dukungan serikat pekerja sangat penting bagi seseorang yang akan maju sebagai calon presiden.

"Serikat pekerja itu memiliki massa besar. Ada pemimpin di suatu negara yang terpilih secara tanpa diduga-duga karena dukungan serikat pekerja," kata dia.

Menurut data KSPI, total pekerja formal di Indonesia mencapai 33 juta jiwa, sementara pekerja informal 71 juta jiwa. Rizal menilai jumlah tersebut sangat besar untuk menentukan keberhasilan pemimpin maju sebagai presiden.
(R028)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013