Tema Festival Egek yang diusung pada kali ini adalah 'Ko jaga alam, wariskan Egek budaya Suku Moi
Sorong (ANTARA) - Masyarakat adat Suku Moi di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan mengadakan Festival Egek.
 
Festival ini berlangsung di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, selama empat hari pada tanggal 5-8 Juni 2023 yang terdiri atas beberapa ritual adat dan perlombaan bagi masyarakat adat Suku Moi.
 
"Tema Festival Egek yang diusung pada kali ini adalah 'Ko jaga alam, wariskan Egek budaya Suku Moi'," kata Ketua Panitia Festival Egek Torianus Kalami pada pembukaan acara tersebut, Senin.
 
Pria yang akrab disapa Tori itu mengatakan dipilihnya tema tersebut berlandaskan pada dua pandangan dasar besar masyarakat adat Suku Moi.
 
Ko jaga alam, jelasnya, merupakan kalimat perintah yang berarti bahwa masyarakat adat Suku Moi bertanggung jawab pada alam lingkungan di tempatnya tinggal, hidup, dan berkembang biak
 
"Jadi kita hidup secara bertanggung jawab kepada lingkungan, kalimat ini juga sebagai dukungan masyarakat adat Suku Moi terhadap Hari Lingkungan Hidup Sedunia," ujarnya.
 
Selain itu, sambungnya, kalimat "wariskan Egek budaya Suku Moi" menandakan bahwa festival ini adalah festival budaya Suku Moi dengan mengambil Egek sebagai tema utama.

Baca juga: Seruan menyelamatkan hutan sebagai sumber pangan dari Suku Moi
 
Dia menjelaskan Egek adalah cara Suku Moi mengatur pola hidup seperti halnya cara masyarakat setempat mengambil sumber daya alam secukupnya.
 
Suku Moi adalah salah satu suku di tanah Papua yang terbagi menjadi sub-suku, diantaranya adalah Suku Moi Kelim, Moi Abun That, Moi Abun Jhi, Moi Salkma, Moi Klabra, Moi Lemas, dan Moi Maya.
 
"Budaya kebiasaan Egek contohnya adalah penerapan zona lindung dan zona inti pada hutan dan laut yang berlaku secara turun temurun," imbuhnya.
 
Kemudian, lanjut dia, Egek bagi Suku Moi juga berarti dengan memberikan jeda pada hutan dan laut dengan pengaturan pola, alat tangkap ramah lingkungan, zona penangkapan, dan zona lindung secara tradisional.
 
Pada pembukaan festival itu dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso, Pj Sekda Papua Barat Daya Edison Siagian, dan sejumlah Kepala Dinas lainnya.
 
Menurutnya, dengan dilaksanakannya Festival Egek maka eksplorasi budaya dan pengetahuan tradisional Suku Moi dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat dimaksimalkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat adat Suku Moi secara mandiri dan berkelanjutan.
 
Dia berharap dengan dilaksanakannya Festival Egek juga akan meningkatkan kecintaan masyarakat adat terhadap budaya Suku Moi agar dapat dilestarikan.

Baca juga: Bupati Sorong harapkan suku pribumi Moi bersatu
Baca juga: Hadiah Bumi untuk cinta Suku Moi Kelim pada hutan dan lautnya

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023