Karena itu sebuah festival yang memiliki nilai pelestarian budaya itu perlu ditransformasikan menjadi economic values, yang nantinya mampu mensejahterakan masyarakatnya
Sorong (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong, Papua Barat Daya, mendukung upaya peningkatan pariwisata dan pelestarian budaya masyarakat adat Suku Moi melalui Festival Egek.
 
"Festival Egek adalah bentuk komitmen Pemkab Sorong kepada masyarakat pesisir pantai utara Papua, yang dikemas dalam bentuk pertunjukan, seni, dan budaya," kata Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso saat ditemui pada acara pembukaan Festival Egek di Sorong, Senin.
 
Mosso mengatakan Festival Egek merupakan titik balik bagi masyarakat adat Suku Moi dan Pemkab Sorong menuju pembentukan pusat kebudayaan Suku Moi yang diantaranya akan terdapat museum kebudayaan serta sanggar seni dan budaya adat Suku Moi.
 
Dia menyebutkan Festival Egek akan membangkitkan dan menggairahkan kesenian lokal, serta dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan adat, budaya, dan kearifan lokal.
 
"Karena itu sebuah festival yang memiliki nilai pelestarian budaya itu perlu ditransformasikan menjadi economic values, yang nantinya mampu mensejahterakan masyarakatnya," ujar Mosso.

Baca juga: Suku Moi peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan Festival Egek
 
Menurutnya, konsep dasar Egek di Suku Moi mempunyai khasanah kebudayaan yang kuat serta dapat menjadi daya tarik pariwisata karena mempunyai karakteristik pelestarian alam, budaya, dan seni.
 
"Jika hal tersebut dilestarikan, maka dapat menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata," imbuhnya.
 
Melalui acara ini, sambungnya, akan disuguhkan konsep pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, mata pencaharian, dan pelestarian ekosistem laut.
 
Suku Moi adalah salah satu suku di tanah Papua yang terbagi menjadi sub-suku diantaranya adalah Suku Moi Kelim, Moi Abun That, Moi Abun Jhi, Moi Salkma, Moi Klabra, Moi Lemas, dan Moi Maya.
 
Festival ini berlangsung di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, selama empat hari pada 5-8 Juni 2023.
 
Dia berharap acara ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu pihaknya akan terus melakukan evaluasi agar acara ini menjadi acara tahunan yang berkelas nasional bahkan internasional.

Baca juga: Seruan menyelamatkan hutan sebagai sumber pangan dari Suku Moi

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023