Kuala Lumpur, Malaysia, (ANTARA/PRNewswire)- Liu Zhenyun adalah seorang penulis Tiongkok, lahir di Henan, Tiongkok, pada 1958, serta lulus dari Program Studi Sastra Tiongkok, Peking University. Dia juga menjabat profesor di Fakultas Ilmu Humaniora, Renmin University of China. Karya Liu antara lain "Hometown, Regime and Blood", "The Cook, the Crook, and the Real Estate Tycoon", "Someone to Talk To", "Laughter and Tears: A Novel", "A Small Town: Tapu College", "Tofu". Berbagai karyanya telah diterjemahkan dalam lebih dari 20 bahasa, termasuk bahasa Vietnam, Thai, Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, dan lain-lain. Pada 2011, "Someone to Talk To" berhasil memenangkan "Mao Dun Literature Awards". Lalu, pada 2018, Liu meraih gelar "Knight of the Order of Arts and Letters" dari Kementerian Kebudayaan Perancis. Beberapa film yang diadaptasi dari karya Liu juga meraih penghargaan di dalam dan luar negeri. Sejak 2018, dia telah menjadi duta Beijing International Book Fair.

Sejumlah acara diadakan Tiongkok sebagai Tamu Kehormatan di Kuala Lumpur International Book Fair, diwakili National Press and Publication Administration of China, serta China National Publications Import and Export (Group) Co., Ltd. Liu Zhenyun turut berpartisipasi kegiatan tersebut, serta berkontribusi meningkatkan kerja sama dan pertukaran antarwarga di bidang sastra antara Tiongkok dan Malaysia.

Pada 26-30 Mei lalu, Liu Zhenyun pun terlibat dalam sejumlah program kerja sama yang melibatkan penerbit, penulis, dan pembaca lokal, termasuk Sino-Malaysian Writers and Scholars Exchange Symposium, China-ASEAN Forum on Cultural Exchanges and Cooperation, serta kunjungan riset Dream of the Red Chamber Research Centre of University of Malaya, "Into Contemporary Chinese Literature" Forum, serta "Laughter and Tears: A Novel" Readers Sharing Meeting.

Ketika berdiskusi, Liu Zhenyun berkata bahwa perbedaan budaya merupakan hal yang tak dapat dihindari. Namun, suasana hati antara masyarakat masih sama. Di antara sarana kerja sama, medium komunikasi yang paling hemat biaya adalah pertukaran budaya. Menurutnya lagi, buku berperan sebagai sarana penting dalam pertukaran budaya.

Saat membahas novelnya "Laughter and Tears: A Novel", Liu Zhenyun, berkata, "Penulis harus memperhatikan sejarah, masa kini, dan masa depan sebuah bangsa," dan di sisi lain, penulis harus juga memperhatikan kehidupan, serta menyatukan idenya sendiri dan penetrasi artistik. Menurutnya, "kedua hal ini sangat berperan besar".

Mengenai "humor", menurut pendapat Liu, bentuk terbaik dari humor adalah "humor di balik argumen". Meski humor menemui keterbatasan dalam penerjemahan, humor di balik argumen dapat menembus batas-batas negara dan bangsa. Dengan gaya humor ini, karya Liu terasa relevan dengan pembaca di seluruh dunia, bahkan menjadi penghubung karya sastra dan komunikasi kebudayaan antara Tiongkok dan negara lain.

Di Kuala Lumpur International Book Fair, Liu Zhenyun mengajak penerbit dan pembaca di seluruh dunia untuk menghadiri Beijing International Book Fair (BIBF) Ke-29 pada 15-18 Juni mendatang. Ajang ini akan menjadi sarana "membaca dunia, serta menjalin koneksi."

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023