Cirebon (ANTARA News) - Iring-iringan kendaraan yang membawa Abubakar Ba`asyir terlibat tabrakan beruntun di Jalur Pantura Indramayu tepatnya di Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Rabu pukul 11.00 WIB. Empat kendaraan iring-iringan penjemput Ba`asyir di urutan paling belakang terlibat tabrakan beruntun ditambah satu kendaraan non penjemput yang kebetulan mengikuti secara ketat iring-iringan itu. Hanya ada satu korban luka-luka akibat kecelakaan itu setelah Bus rombongan Nopol AD 9969 B yang berada paling belakang ditabrak oleh kendaraan minibus Mitsubisi Nopol F 1220 A sehingga Ibu Rujiatun (73), salah satu penumpang Mitsubisi menderita luka di bagian kaki. Korban, warga Jl Wijaya Kusuma VIII No.6 Cilendek, Bogor, kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bayangkara di Losarang, sementara sang supir Bowo Susilo (38) yang beralamat sama tidak mengalami luka apa pun. Menurut Kapolsek Losarang AKP Agus, tabrakan terjadi karena ada kendaraan yang mengerem mendadak namun kurang bisa diantisipasi oleh kendaraan di belakangnya sehingga terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan lima kendaraan. "Kasus itu sepakat diselesaikan secara musyawarah di Jakarta setelah ketua rombongan penjemput dan kendaraan non penjemput yang terlibat mengadakan pertemuan singkat," katanya. Ia menjelaskan, Hari Sanil Falah, Ketua LPW DKI Jakarta yang ada di rombongan Ba`asyir mengatakan kedua belah pihak akan menyelesaikan masalah itu di Jakarta setelah mereka pulang dari Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Sebelumnya Rabu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB, kendaraan panther yang berisi rombongan penjemput dari Ponpes Ngruki mengalami kecelakaan maut di Jalur Pantura tepatnya di daerah Patok Beusi, Kabupaten Subang yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan lima lainnya luka parah. Mereka yang meninggal adalah Ustaz Mujiyono (37), salah seorang staf pengajar Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, serta Zarkasih (37) dan Sriyono, keduanya merupakan anggota Laskar Hizbullah Sunan Bonang. Mobil itu menabrak truk yang tengah parkir dan diduga disebabkan oleh ustadz Mujiono yang mengemudikan mobil dalam keadaan mengantuk.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006