Jakarta (ANTARA) - Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (Seamolec) atau organisasi wadah para menteri pendidikan di Asia Tenggara mengembangkan inovasi microlearning untuk memacu pembelajaran mandiri para siswa.

Microlearning adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang fokus pada penyampaian konten pendidikan dalam potongan-potongan kecil dan terstruktur seperti modul, video singkat, infografis, pertanyaan cepat, atau aktivitas interaktif lainnya yang dapat diakses secara mandiri oleh peserta didik.

"Melalui pengembangan beragam inovasi, khususnya pembelajaran mandiri berbasis microlearning ini, Seamolec berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memajukan pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, utamanya Indonesia," kata Direktur Seamolec Dr Wahyudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Selain itu, Wahyudi juga berharap pelatihan yang dipersiapkan oleh Seamolec dapat memberikan manfaat pada proses pembelajaran.

"Pelatihan-pelatihan yang disiapkan oleh Seamolec memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan kompetensi dan menciptakan inovasi, sehingga dapat memberikan manfaat pada proses pembelajaran mereka," tutur Wahyudi.

Di Universitas Madura (Unira) Jawa Timur, Seamolec memperkenalkan program pelatihan kelas virtual dengan model immersive learning, yang memanfaatkan kehadiran suatu benda dalam ruang lingkup virtual pada setiap proses belajar melalui gambar, video, suara atau simbol.

“Pembelajaran yang melibatkan berbagai indra lebih mudah diterima oleh mahasiswa daripada yang hanya menyimak saja,” kata Rektor Unira Dr Faisal Estu Yulianto.

"Melalui penggunaan teknologi immersive, perguruan tinggi dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan dunia nyata," imbuhnya.

Baca juga: ULM berikan strategi pembelajaran mandiri implementasi MBKM

Selain Unira, ada lima Perguruan Tinggi lain di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan bersama Seamolec di pertengahan Juni 2023, yakni Universitas Surya Kencana Cianjur, Jawa Barat, Politeknik Negeri Batam, Riau, Politeknik Digital Boash Indonesia (PDBI), Bogor, Jawa Barat, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.

Selain immersive learning, Seamolec juga memberikan pelatihan terkait Internet of Things atau IoT di PDBI.

Di bidang pendidikan, IoT dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar melalui perangkat pintar dan interaktif di dalam kelas, sistem pemantauan dan keamanan di lingkungan sekolah, serta akses sumber daya pembelajaran yang terhubung ke dalam jaringan.

"Para peserta yang mengikuti pelatihan ini nantinya wajib berkolaborasi dengan mahasiswa untuk mengembangkan IoT di PDBI, sehingga dapat menghasilkan produk yang bermanfaat untuk lebih banyak orang,” kata Rektor PDBI Dr Iwan Riswandi.

Kemudian, di UAD, Seamolec mengembangkan pelatihan berbasis Extended Reality (XR).

XR adalah teknologi yang menambahkan unsur digital ke dalam realitas. Salah satu contohnya adalah penerapan efek atau filter pada foto atau video yang biasa digunakan di media sosial Instagram atau TikTok.

“Teknologi XR memiliki potensi besar dalam menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan mendalam, serta memungkinkan dosen untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi para mahasiswa,” kata Rektor UAD Dr Muchlas.

Melalui kolaborasi antara Seamolec dan perguruan tinggi, diharapkan pendidikan tinggi di Indonesia mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Baca juga: Kemenkes: UKS sekolah berperan sosialisasikan 3M untuk cegah dengue

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023