Ya mudah-mudahan sesuai dengan rencana tidak ada gap antara ketersediaan satelit dengan ground segment
Orlando (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan pihaknya tengah bersiap membangun dukungan infrastruktur berupa Very Small Aperture Terminal (VSAT) di fasilitas-fasilitas publik prioritas di kawasan terdepan, terluar, tertinggal (3T) usai Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) berhasil meluncur.

VSAT dalam hal ini berperan sebagai salah satu bagian ground segment yang menjadi stasiun penerima sinyal sehingga nantinya internet dapat dimanfaatkan di titik layanan yang telah ditentukan.

"Tentunya kita harus menyiapkan ground segment-nya. Setelah ada 11 stasiun bumi, itu juga perlu ada ground segment di titik pelayanan yang akan dituju. (Dalam bentuk) VSAT dan WiFi. Kita coba siapkan ini paralel sembari menunggu satelit menuju orbitnya di 146 Bujur Timur," kata Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo Arief Tri Hardiyanto di Orlando, Florida, AS, Minggu waktu setempat.

Baca juga: Kemenko: Satelit Satria diharapkan pacu tumbuhnya pusat ekonomi baru

Adapun VSAT akan memiliki antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter.

Alat tersebut bisa menerima dan mengirimkan data ke satelit, satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi.

Maka dari itu diperlukan rapat koordinasi antarkementerian dan lembaga untuk menentukan titik fasilitas publik yang akan diprioritaskan dalam pembangunan ground segment.

Dengan demikian ketika SATRIA-1 sampai di orbit, layanan internet yang disiapkan bisa segera dimanfaatkan.

"Ya mudah-mudahan sesuai dengan rencana tidak ada gap antara ketersediaan satelit dengan ground segment," ujar Arief.

Baca juga: Alasan Indonesia pakai roket milik Elon Musk untuk Satelit Satria

Selain menyiapkan layanan VSAT, Kemenkominfo melalui PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) serta Thales Alenia Space akan tetap melakukan pemantauan selama enam bulan ke depan hingga satelit bisa masuk orbit dengan sempurna.

SATRIA-1 sejak awal direncanakan untuk menghadirkan internet di kawasan terdepan, tertinggal, terluar (3T) khususnya di fasilitas-fasilitas publik.

Fasilitas-fasilitas publik itu seperti rumah sakit, puskesmas, sekolah, kantor pemerintah daerah di desa, kelurahan, maupun kecamatan, hingga di fasilitas keamanan seperti kantor polisi dan TNI.

SATRIA-1 berhasil meluncur ke angkasa menggunakan roket milik perusahaan antariksa SpaceX dari Cape Canaveral Space Launch Complex SLC 40, Florida, AS pada pukul 18.21 waktu setempat.

Diperkirakan SATRIA-1 akan mulai bisa beroperasi penuh pada akhir 2023 atau awal 2024.

Baca juga: PSN pastikan infrastruktur beroperasi jelang peluncuran Satelit Satria

Baca juga: Satria bagian dari solusi "blank spot" di wilayah 3T Papua

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023