Kalau internet tersedia, pegiat-pegiat UMKM dapat memberitahukan produk mereka ke publik luas sekaligus memasarkannya
Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengatakan, keberadaan satelit internet Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) dapat membantu perkembangan UMKM di daerah-daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) di Indonesia.

"Satelit itu akan membantu pelaku UMKM untuk melakukan pemasaran digital. Selama ini, daerah 3T sulit mengakses internet sehingga sukar mengetahui sumber-sumber daya mereka," ujar Wahyu kepada ANTARA di Medan, Senin.

Menurut pria yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU itu, wilayah-wilayah 3T di Indonesia sejatinya memiliki produk-produk UMKM yang berpotensi laku jika dipasarkan di luar daerahnya.

Namun, selama ini hasil UMKM mereka hanya dikonsumsi di daerahnya sendiri. Dengan adanya Satria-1, persoalan tersebut diharapkan dapat ditangani.

"Kalau internet tersedia, pegiat-pegiat UMKM dapat memberitahukan produk mereka ke publik luas sekaligus memasarkannya. Misal ada investor yang mengetahuinya, mereka pun langsung dapat menjalin komunikasi," tutur Wahyu.

Selain itu, dia melanjutkan, internet juga dapat membuka wawasan pelaku usaha di daerah 3T, terutama di sektor pertanian, tentang bagaimana mengolah bahan baku menjadi produk turunan yang harganya lebih mahal.

"Itu akan menjadi nilai tambah bagi mereka. Saya yakin, jika ekonomi 3T terus berkembang karena adanya internet, sektor pendukung lain seperti transportasi juga akan membaik kualitasnya," kata Wahyu.

Satria-1, yang merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia, diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/6), pada pukul 18.21 waktu setempat dengan menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa SpaceX.

Satelit yang memiliki kapasitas 150 Gbps itu ditargetkan untuk memberikan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik khususnya di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) Indonesia dengan kecepatan berselancar mencapai empat Mbps.

Nantinya, Satria-1 berlokasi di koordinat 146 Bujur Timur. Setelah Satria-1 berada di sana, akan dilakukan serangkaian tes untuk memastikan kondisinya bagus.

Satria-1 ditargetkan beroperasi mulai Januari 2024.

Baca juga: Jokowi: SATRIA-1 upaya pemerataan infrastruktur digital layanan publik
Baca juga: Dubes Rosan: Peluncuran SATRIA-1 jadi sejarah baru telekomunikasi RI

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023