Sao Paulo(ANTARA News) - Sao Paulo dinyatakan menjadi juara Piala Amerika Selatan, dua bulan setelah pertandingan final melawan klub Argentina Tigre yang dihentikan menyusul dugaan terjadinya kekerasan.

Tim Brazil itu secara resmi dinyatakan sebagai juara setelah dilakukan investigasi terhadap laga final yang dimainkan pada 12 Desember, oleh Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol), Sabtu.

Tigre menolak masuk lapangan untuk memainkan pertandingan babak kedua dengan kondisi Sao Paulo unggul 2-0, setelah terdapat klaim bahwa kepolisian Brazil menghalangi jalan mereka menuju ruang ganti.

Pemain bertahan Lucas Orban mengatakan salah satu rekan setimnya diancam dengan pistol.

Wasit Chile Enrique Osses memberikan kemenangan pada Sao Paulo, dan pada Jumat juru bicara Conmebol Nestor Benitez mengonfirmasi hasil tersebut kepada AFP.

Tigre beragumen bahwa wasit semestinya menunda pertandingan karena "minimnya jaminan" terhadap keamanan tim tamu.

Kedua tim dijatuhi denda sebesar 100.000 dolar, dan Sao Paulo mendapat hukuman satu pertandingan kandang tanpa kehadiran penonton.

Pertandingan pertama di Buenos Aires berakhir imbang tanpa gol.

Insiden-insiden yang terjadi sepanjang pertandingan juga menjadi subyek penyelidikan kepolisian Brazil.

Keputusan Jumat tersebut datang pada saat yang sensitif bagi sepak bola Brazil, yang berniat membuka babak baru setelah terdapat kritik-kritik perihal penundaan persiapan stadion untuk Piala Dunia 2014 dan empat bulan menjelang mereka mementaskan Piala Konfederasi 2013.

"Insiden yang harus saya katakan merupakan peringatan terhadap panitia penyelenggara Piala Dunia," kata presiden FIFA Sepp Blatter pada konferensi pers di Tokyo pada 15 Desember.

"Ini adalah peringatan kepada semua panitia penyelenggara (mengenai) apa yang dapat terjadi."

"Memalukan jika Anda tidak dapat memainkan babak kedua untuk alasan-alasan apapun, namun itu dapat terjadi di sepak bola," kata Blatter.

"Permainan ini tersentuh semua kejahatan di masyarakat kita," tambahnya.

"Sepak bola bukan penyebab kekerasan. Penyebab kekerasan ada di masyarakat kita. Anda dapat melihat ke belakang sepanjang sejarah kemanusiaan dan Anda akan melihat begitu banyak kekerasan sebelum sepak bola."

(H-RF/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013