Jadi itu (pendidikan) sebenarnya langkah pertama saya untuk berkontribusi sebagai anak muda to fight climate change
Jakarta (ANTARA) - Puteri Indonesia 2022 Laksmi De-Neefe Suardana percaya bahwa pendidikan dapat menjadi salah satu solusi di dalam masyarakat untuk melawan perubahan iklim atau krisis iklim.

"Untuk saya, pendidikan adalah salah satu solusi untuk melawan perubahan iklim, salah satu solusi yang paling penting. Dan juga education is sustainability, sustainability is education," kata Laksmi saat menghadiri jumpa pers Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Rabu.

Selama menjadi Puteri Indonesia 2022, ungkap Laksmi, dirinya lebih banyak berfokus pada isu pendidikan. Setelah mahkota Puteri Indonesia berpindah tahun ini, dia ingin lebih fokus terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.

"Jadi itu (pendidikan) sebenarnya langkah pertama saya untuk berkontribusi sebagai anak muda to fight climate change," ujar dia.

Baca juga: Miss Universe 2021 dan Puteri Indonesia 2022 berkreasi menu dari jamu

Laksmi pun mengungkapkan komitmennya untuk fokus pada isu keberlanjutan lingkungan dan menerapkannya dalam setiap aktivitas yang dilakukan mulai dari ranah fesyen hingga bisnis.

"Apa pun yang saya lakukan itu harus bergerak ke arah sustainablity karena itu adalah masa depan. Kalau kita nggak dari sekarang mengikuti sustainability atau mengimplementasikan sustainability, kita akan terbelakang," kata dia.

Laksmi mengakui dirinya merasa beruntung karena pernah mengenyam sekolah menengah pertama berbasis internasional yang menerapkan kurikulum yang memuat isu perubahan iklim.

Menurut dia, kurikulum tentang perubahan iklim sangat penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah mengingat banyak orang muda yang saat ini cemas terhadap masa depan mereka.

"Makanya, saya benar-benar percaya bahwa education is sustainability and sustainability is education. Bagaimana kita benar-benar bisa secara bersama menuju net zero and sustainable future adalah dimulai dari sekarang dari pendidikan," kata Laksmi.

Sebagai orang yang tumbuh di Bali, Laksmi sejak lama sudah menaruh perhatian pada isu lingkungan mengingat masyarakat daerahnya hidup dengan mengedepankan filosofi keseimbangan hubungan spiritual, lingkungan, dan sesama manusia.

Baca juga: Presiden Jokowi libatkan Puteri Indonesia 2022 promosikan G20

Selain tumbuh di Bali, Laksmi juga tinggal di Australia sejak usia 16 tahun. Sejak usia tersebut, dia sudah terbiasa menerapkan konsep pemilahan sampah dalam kehidupan sehari-hari, apalagi Australia memang menerapkan aturan yang ketat terkait sampah.

Laksmi menilai masyarakat di Indonesia masih sulit untuk menerapkan pemilahan dan pengolahan sampah dengan metode yang sebetulnya sudah dikenal luas yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), dan recycle (mendaur ulang).

"Ada alasan kenapa itu dari dulu sampai sekarang kita masih gunakan karena memang kita benar-benar perlu mengimplementasikan itu sesuai urutan. Reduce, reuse, dan recycle," ujar dia.

Mengingat pentingnya atas keberlanjutan lingkungan hidup, Laksmi pun mengajak orang muda untuk menerapkan gaya hidup keberlanjutan sebab hal itu tidak saja berdampak pada diri sendiri melainkan juga lebih luas.

"Menurut saya, untuk anak muda, marilah kita mencari opportunity dari menjadi sustainable. Maksud saya, kita lihat, kita secara intellectually dan intelligently melihat bagaimana menjadi sustainable itu berdampak baik bukan cuma untuk kehidupan kita," kata Laksmi.

Baca juga: Momentum emosional reuni Miss Supranational dengan Putri Pariwisata

Baca juga: Alasan Laksmi bawakan busana bertema Kapal Phinisi di Miss Universe

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023