Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Bin Ibrahim al-Mubarak di ruang kerjanya menyambut kunjungan Helman Kamal Husein, pria berusia 52 tahun yang menyatakan tengah berpetualang jalan kaki dari Sabang hingga Merauke.

Helman, warga Karang Peling, Surabaya, Jawa Timur, berniat mengelilingi wilayah Indonesia dengan berjalan untuk mempromosikan perdamaian dan kemanusiaan.

Dubes Mustafa membuka pintu bagi Helman yang saat berkunjung mengenakan topi kupluk, kaos loreng bertuliskan "Jalan Kaki Indonesia" dan celana training. Ia juga membawa tas ransel dan bendera Merah dan Putih.

Dengan ramah Dubes Mustafa menyalaminya dan menanyakan bagaimana kabar Helman dan perjalanannya. Dalam pertemuan sekitar 15 menit, Helman merasa mendapat dukungan moral dan material dari Dubes Arab Saudi.

Helman yang hanya bermodalkan Rp200 ribu memulai petualangan sejak 25 November 2010.

Beberapa sumber menyebutkan saat menyinggahi seluruh kabupaten/kota, ayah satu anak itu selalu singgah di setiap kantor pemerintahan setempat, DPRD, Mapolres dan Kantor Dinas Pariwisata. Tujuannya singgah di kantor tersebut, untuk meminta surat keterangan bahwa ia telah sampai di daerah tersebut. Saat ini surat dari lebih 233 daerah itu ia simpan dalam beberapa map dan dimasukkan ke tasnya.

Dia berkeinginan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Berkas-berkas yang dibawanya itu akan ia perlihatkan kepada SBY sebagai bukti ia telah melakukan perjalanan panjang.

Helman juga mengaku telah singgah ke Istana Negara pada awal 2012. Namun ia tidak bisa menemui SBY saat itu.

Selama berkelana keliling nusantara pria setengah baya ini tidur di penginapan bertarif murah.

Untuk makan dia mengandalkan bantuan dari orang-orang yang berniat membantunya dengan tulus. Setiap hari Helman memikul tas seberat lebih dari 13 kg, dan telah melangkahkan kaki puluhan ribu kilometer serta menghabiskan empat pasang sepatu. Sayang dia tidak mendokumentasikan detail perjalanan baik dengan kamera maupun tulisan.

Helman menambahkan hanya bisa membuktikan lewat buku yang ditandatangani dan cap stempel pejabat dari kantor-kantor instansi pemerintahan dan swasta yang didatanginya di berbagai daerah. Bukti otentik lain adalah kuitansi pembayaran dari berbagai penginapan yang disinggahi.
(M016/A013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013