Maubisse, Timor Leste (ANTARA News) - Tentara Timor Leste yang memberontak, Jumat mulai menyerahkan senjata mereka kepada pasukan internasional, mentaati perintah Presiden Xanana Gusmao. Pemberontak, yang dipimpin Mayor Alfredo Reinado, menyerahkan 12 senapan M16, empat senjata genggam dan amunisi kepada pasukan Australia, yang menyimpan senjata itu dalam petikemas-petikemas baja. "Siapapun harus bekerjasama. Ini hanya mekanisme lain untuk mencapai tujuan. Tujuan itu adalah perdamaian dan keadilan," kata Reinado kepada wartawan setelah senjata-senjata tersebut diserahkan di kota perbukitan Maubisse, sekitar 78km selatan ibukota Dili. Ditanya apa yang ia akan lakukan bagi perlindungan, Reinado mengatakan: " Presiden saya (Gusmao) adalah pelindung saya." Ia menambahkan bahwa pasukan Australia juga bertanggungjawab atas keamanan pemberontak itu. Reinado, yang memimpin 600 tentara yang memberontak, melarikan diri ke tempat persembunyian di Maubisse sehubungan aksi kekerasan di jalan yang melanda negara itu bulan lalu. Gusmao, pemimpin gerakan perlawanan gerilya terhadap Indonesia dalam hampir 24 tahun, tetap percaya pada tentara yang memberontak yang menuntut PM Mari Alkatiri mengundurkan diri. Alkatiri bertanggungjawab dalam pemecatan 600 tentara Maret lalu, setelah mereka meninggalkan barak-barak mereka mengeluhkan perlakuan yang diskriminatif terhadap mereka. Tindakan itu memicu aksi kerusuhan yang menewaskan paling tidak 21 orang sementara 130.000 lainnya meninggalkan rumah mereka karena khawatir akan keselamatan jiwa mereka. Lebih dari 2.200 tentara perdamaian asing kini mematroli jalan-jalan kota Dili. Reinado mengatakan lebih banyak lagi senjata akan datang dari daerah yang dikuasainya dalam beberapa hari kedepan. Faksi-faksi lain pemberontak di distrik Gleno secara serentak menyerahkan senjata mereka kepada pasukan Australia, katanya seperti dilansir AFP. Reinado menolak dirinya disebut sebagai pembangkang dan mengatakan ia tetap "setia" pada Gusmao, panglima tertinggi militer negara itu. Brigjen Mick Slater dari Australia, komandan pasukan multinasional yang berjumlah 2.250 personil yang dikirim untuk memulihkan ketertiban di Timor Leste, juga mengatakan sebelumnya ia memperkirakan pemberontak tidak akan menyerahkan semua senjata mereka, Jumat. "Saya rasa proses ini akan dilakukan secara berangusur dalam beberapa hari kedepan," katanya kepada radio Australia.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006