Para pegiat komunitas anak muda Kota Atlas tersebut membagikan makanan kalangan vegetarian yang terbuat dari sayur-sayuran kepada masyarakat yang melintas di kawasan Jalan Peterongan Semarang, Kamis.
Menurut koordinator acara Fikri Agung Saputra (25), pembagian makanan vegetarian itu dimaksudkan sebagai perlawanan politis melawan industri "fast food" yang menyajikan makanan yang tidak menyehatkan.
"Sumber daya alam di bumi ini sangat melimpah. Kenapa tidak dimanfaatkan? Bisnis `fast food` hanya mementingkan aspek komersial tanpa melihat dampak kesehatannya bagi masyarakat luas," katanya.
Pembagian makanan vegetarian tersebut, kata dia, juga menjadi sikap protes terhadap industri daging yang tidak memihak masyarakat kecil sehingga dipilihlah sayuran yang kandungan gizinya tak kalah tinggi.
Ia menjelaskan sebenarnya banyak bahan makanan dengan nilai gizi tinggi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama sayuran yang harganya relatif terjangkau dibandingkan sumber protein hewani.
"Bahan makanan yang kami bagikan ini juga kami peroleh gratis dari para pedagang pasar. Sebab, prinsip gerakan ini adalah memanfaatkan bahan makanan yang ada, tetapi bernilai gizi tinggi," katanya.
Pada kegiatan bertajuk "Hungry for Peace" itu yang digelar di halaman parkir Pasaraya Sriratu Peterongan Semarang itu, ditampilkan pula berbagai kegiatan yang menghibur, seperti pertunjukan musik.
"Banyak band-band lokal yang tampil di sini, kemudian dari Solo dan Kudus. Semua yang tampil di acara ini gratis tanpa dibayar sepeser pun. Semua orang bisa berpartisipasi untuk tampil di acara ini," katanya.
Pemilihan tempat kegiatan di halaman parkir Pasaraya Sriratu Peterongan Semarang, kata dia, karena letaknya yang strategis dan banyak didatangi masyarakat, terutama para pengunjung mal," kata Fikri. (ZLS/N005)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
