New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena data ekonomi baru menunjukkan bahwa pertumbuhan AS tetap tangguh dan para pemberi pinjaman terbesar negara itu lulus stress test tahunan Federal Reserve.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 269,76 poin atau 0,80 persen, menjadi menetap di 34.122,42 poin. Indeks S&P 500 bertambah 19,58 poin atau 0,45 persen, menjadi berakhir di 4.396,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 0,42 poin, menjadi ditutup pada 13.591,33 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor keuangan dan material memimpin penguatan masing-masing naik 1,67 persen dan 1,27 persen. Sementara itu, sektor jasa komunikasi dan barang kebutuhan pokok memimpin penurunan dengan masing-masing melemah 0,63 persen dan 0,15 persen.

Sementara imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi menyeret Komposit Nasdaq yang padat teknologi, saham siklikal atau saham yang pergerakannya dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi berkinerja baik dan memimpin Dow untuk ditutup 200 poin lebih tinggi pada Kamis (29/6).

Bank-bank besar ternama terangkat pada Kamis (29/6) setelah melewati stress test tahunan Fed, di mana 23 bank membuktikan bahwa mereka memiliki modal yang cukup untuk menyerap kerugian lebih dari 540 miliar dolar AS. Regulator mengatakan Rabu (28/6) bahwa 23 pemberi pinjaman terbesar itu melewati resesi global hipotetis yang parah dalam stress test.

Goldman Sachs dan JPMorgan Chase masing-masing naik lebih dari 3,0 persen, sementara Wells Fargo naik sekitar 4,5 persen. Beberapa saham keuangan lain yang terseret ke bawah selama krisis perbankan tahun ini juga menguat, termasuk Western Alliance dan Zions Bancorporation.

Investor juga mencerna sejumlah data ekonomi positif yang menunjukkan ekonomi yang tangguh dan pasar tenaga kerja yang kuat. Beberapa analis yakin rilis ini dapat meredakan kekhawatiran resesi, tetapi meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS direvisi naik menjadi 2 persen pada kuartal pertama, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,3 persen, merujuk data yang dikeluarkan oleh Biro Analisis Ekonomi AS pada Kamis (29/6). Ini adalah estimasi ketiga dan terakhir untuk periode tersebut, yang mencerminkan revisi naik pada ekspor dan belanja konsumen.

Klaim pengangguran awal AS turun 26.000 klaim menjadi 239.000 klaim dalam pekan yang berakhir 24 Juni, level terendah sejak Mei, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap cukup kuat, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (29/6).

Angka PDB kuartal pertama adalah yang paling mengejutkan mengingat secara signifikan melampaui ekspektasi tetapi klaim pengangguran awal jauh lebih rendah dari perkiraan dan tren baru-baru ini. Ketahanan bukanlah sesuatu yang biasanya kita keluhkan tetapi pada kesempatan ini, hal itu bisa merugikan ekonomi, kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

"Ini adalah sesi perdagangan yang beragam pada Kamis karena kami mendapatkan lebih banyak bukti ketahanan ekonomi dari Amerika Serikat yang membuat investor bertanya-tanya apakah mereka sekali lagi meremehkan berapa banyak pengetatan moneter yang diperlukan," kata Erlam.

Baca juga: Saham China turun karena pemulihan lemah dan kurangnya stimulus
Baca juga: Saham Inggris hentikan reli, indeks FTSE 100 terpangkas 0,38 persen
Baca juga: Saham Jerman berbalik melemah, indeks DAX 40 terkikis 0,01 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023