Ada tiga usulan penguatan literasi dari ISIPII, pertama yakni penguatan ketersediaan dan akses sumber belajar. Kedua, program literasi di dan melalui perpustakaan. Ketiga, penguatan sumber daya perpustakaan
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) Wien Muldian menyampaikan tiga rekomendasi penguatan literasi dan pemberdayaan perpustakaan saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) kepada Komisi X DPR RI.
 
“Ada tiga usulan penguatan literasi dari ISIPII, pertama yakni penguatan ketersediaan dan akses sumber belajar. Kedua, program literasi di dan melalui perpustakaan. Ketiga, penguatan sumber daya perpustakaan,” katanya pada RDPU yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
 
Wien menjelaskan penguatan pertama yakni ketersediaan dan akses sumber belajar bertujuan mengurangi learning and literacy loss pasca-pandemi COVID-19, karena masyarakat sangat butuh bacaan bermutu dan berkualitas yang bisa membangun kapasitas hidup mereka.
 
“Nantinya apapun kerja perpustakaan dan gerakan literasi ke depan, kita ada dalam nuansa pascapandemi, maka cara kerja kita sekian tahun ke depan, masuk ke dalam kondisi bagaimana penguatan dan percepatan terkait ketersediaan sumber belajar,” katanya.

Baca juga: Kang Maman: Kecakapan pustakawan pondasi penting peningkatan literasi
 
Kedua, program literasi di dan melalui perpustakaan, terkait aktivitas literasi berkelanjutan yang bukan hanya membuat peristiwa literasi atau kegiatan-kegiatan yang tidak ada tindak lanjutnya, melainkan harus memberikan dampak kepada masyarakat.

Ketiga yakni sumber daya perpustakaan yang menjadi penting karena di era multimoda dan multiliterasi, akses sumber belajar tidak hanya didapatkan dari buku cetak.
 
“Terkait sumber daya perpustakaan ini, tidak mungkin sebuah perpustakaan harus terus ada di sekolah. Ada 113.541 perpustakaan sekolah, rekomendasi kami bagaimana jika untuk jenjang pendidikan SD dan SMP, kita kuatkan akses sumber belajar di perpustakaan desa, kelurahan, dan kecamatan sebagai perpustakaan umum,” ujarnya.
 
Menurutnya, kalau dipaksa semua sekolah harus ada perpustakaan, tidak mungkin pembiayaan pendidikan bisa mengadakan buku dan sumber dayanya.
 
Ia mengusulkan kepada Komisi X DPR RI bahwa pimpinan perpustakaan harus memiliki pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dengan dukungan Dewan Perpustakaan, sehingga bisa memperkuat dukungan dan partisipasi para pemangku kepentingan di tingkat pemerintah daerah.

Baca juga: Kaperpusnas: Tugas perpustakaan bukan sebatas koleksi buku
 
“Selain itu juga harus ada komunitas yang mendukung ekosistem di dalam perpustakaan, misalnya sahabat perpustakaan, klub baca, atau kelompok keterampilan yang melakukan aktifitas rutin di perpustakaan. Mitra profesi perpustakaan juga penting, seperti penulis, media, budayawan, atau seniman,” ucapnya.
 
Menurut Wien, peningkatan literasi berarti fungsi perpustakaan bisa memudahkan orang untuk memecahkan masalah dan membantu mereka mengambil keputusan, hingga mempermudah akses untuk masuk di dunia kerja.

"Perpustakaan harusnya tidak sekadar menyediakan akses pada bacaan, tetapi bagaimana ia bisa menjadi lingkungan untuk berkarya, ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat untuk menyampaikan gagasan,” tuturnya.
 
Ia menegaskan perpustakaan harus menjadi leading sector untuk membangun kecakapan hidup yang tindak lanjutnya pada peningkatan kompetensi, sehingga semua orang yang sudah mengakses pengetahuan dapat menemukan spesialisasi dan menemukan kepakaran di bidang tertentu sebagai bekal untuk menghasilkan karya yang bermanfaat.

Baca juga: Perpusnas-British Library jalin kerja sama penguatan perpustakaan
 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023