Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto menilai implementasi teknologi telekomunikasi generasi kelima atau 5G memiliki kontribusi besar dalam peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional.

Toni dalam keterangannya diterima di Jakarta pada Selasa, mengatakan pemerintah bersama penyelenggara layanan telekomunikasi seluler berupaya aktif mempercepat implementasi use case teknologi 5G di Indonesia, salah satunya untuk mendukung kota cerdas atau smart city.

Mengutip hasil riset dari Institut Teknologi Bandung tahun 2020, dia menyatakan pengembangan layanan 5G akan berdampak besar pada peningkatan ekonomi masyarakat dan industri di Indonesia.

Baca juga: Kominfo sebut penggelaran fiber optik secara luas kunci 5G stabil

“Perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi lebih dari Rp2.800 Triliun atau setara dengan 9,5 persen dari total PDB pada tahun 2030. Angka tersebut bahkan berpotensi melonjak menjadi Rp3.500 Triliun atau setara 9,8 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2035,” kata dia.

Hal itu dikemukakannya dalam seminar Journey to 5G Smart City di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa.

Toni menjelaskan inovasi dan kemajuan teknologi 5G berdampak pada layanan komunikasi. Teknologi 5G memiliki kemampuan konektivitas throughput lebih cepat, latensi lebih rendah dan jumlah koneksi sensor yang lebih masif sehingga bisa menghubungkan jutaan perangkat terutama untuk kebutuhan internet of things, realitas virtual, dan kecerdasan buatan.

“Kemampuan 5G tersebut memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia, khususnya pada era 4.0 sekarang ini baik untuk sektor industri, kesehatan, transportasi, pariwisata maupun smart city,” ujarnya.

Di Indonesia, jaringan 5G telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2021. Saat ini, layanan 5G di Indonesia sudah tersedia di wilayah Jabodetabek, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Batam, Denpasar, dan Balikpapan.

Toni menjelaskan teknologi 5G menjadi pendorong sektor vertikal yang menjadi enabler yang berdampak pada pertumbuhan PDB Nasional.

“Baik untuk sektor industri manufaktur, kawasan industri, industri pertambangan, industri minyak dan gas bumi, industri pariwisata dan ekonomi kreatif maupun pada implementasi smart city yang sudah dicanangkan oleh pemerintah,” tuturnya.

Berkaitan dengan implementasi kota cerdas, Kemenkominfo telah mengupayakan kehadiran lebih banyak kota cerdas di Indonesia pada tahun 2024 melalui Gerakan Menuju Smart City dengan target 150 kabupaten dan kota terafiliasi untuk penerapan kota cerdas.

“Dengan kehadiran teknologi 5G ini diharapkan dapat membantu percepatan program smart city di Indonesia. Saat ini, 5G smart city baru diimplementasikan di Kota Surakarta untuk keperluan Smart Kampung dan layanan pengaduan masyarakat,” ucapnya.

Baca juga: Ericsson prediksi langganan 5G di ASEAN & Oseania capai 620 juta

Baca juga: ASUS akan perkenalkan dua laptop bisnis dengan konektivitas 4G dan 5G

Baca juga: Alasan Huawei P50 Pro hanya bisa akses konektivitas 4G

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023