Mogok kerja jarang terjadi di Oman dan negara-negara Teluk...
Muscat (ANTARA News) - Ribuan buruh asal Asia Selatan, yang mengerjakan proyek perluasan bandara Muscat, mogok kerja menuntut keamanan dan kesehatan kerja yang lebih baik setelah seorang pekerja tewas akibat kecelakaan.

Seorang pekerja asal India meninggal pada Senin malam akibat tertabrak bus milik kontraktor itu, kata para pekerja dan pejabat BEB -- perusahaan patungan Bechtel dari Amerika Serikat dan Enke dari Turki.

"Kami tidak akan bekerja hari ini jika perusahaan tak menjamin kami bahwa mereka akan merevisi standar kesehatan di tempat kerja," kata Mohan Raman, seorang pekerja di kontraktor BEB kepada Reuters pada Selasa.

Pihak pekerja menginginkan standar keamanan diperbaiki untuk menjamin kecelakaan-kecelakaan, seperti yang menimpa pekerja asal India, tidak pernah terulang kembali, tambah pejabat BEB yang tidak mau disebutkan jatidirinya.

"Kami punya 10.000 pekerja dan sebagian besar mogok kerja," katanya lagi.

Perluasan bandara Muscat sebenarnya dijadwalkan rampung pada akhir tahun ini tetapi para pejabat mengatakan tahun lalu bahwa bandara itu dijawalkan selesai pada akhir tahun 2014 karena masih ada pekerjaan di tengah landasan pacu.

Mogok kerja mungkin menyebabkan penangguhan lebih lanjut kontrak senilai 1,8 miliar dolar AS untuk membangun terminal baru itu. Kontrak proyek pembangunan bandara diserahkan kepada BEB oleh pemerintah Oman.

Mogok kerja jarang terjadi di Oman dan negara-negara Teluk yang mempekerjakan jutaan warga Asia Selatan, sebagian besar pekerja konstruksi. Sebagian besar aksi unjuk rasa biasanya terjadi karena soal pengupahan.

(M016)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013