Zul Sikumbang Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB)
 Lukman Edy, mengatakan, sudah saatnya para pemimpin bangsa mengedepankan kesejahteraan bangsa.

"Sudah saatnya kita harus menggeser orientasi pemimpin yang mengedepankan "kekuasaan", menjadi pemimpin yang serius mengurusi "kesejahteraan ekonomi rakyat"," kata Lukman Edy di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan, melihat kondisi bangsa hari ini, melihat masih dominan yang menjadi pemimpin hanya berorientasi kepada kekuasaan semata.

"Ini ditunjukkan dengan maraknya politik dinasti, terutama terjadi sebahagian besar di daerah-daerah," kata ketua FPKB MPR itu.

Bila tetap berorientasi "kekuasaan", dirinya meyakini, bangsa yang besar ini terancam pecah.

"Bangsa ini terancam pecah jika negara dan pemimpin negara tidak mampu mewujudkan kesejahteraan sosial yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia," kata calon gubernur Riau itu.

Ia bahkan menyebutkan, masalah kesejahteraan rakyat, sudah menjadi bagian penting dari pendiri bangsa dengan membuat kontrak janji pemimpin kepada rakyat Indonesia untuk mensejahterakan secara adil dan merata.

"Kontrak janji pemimpin itu sudah dilakukan 3 kali. Pertama dilakukan oleh Bung Karno ketika menutup sidang PPKI 18 Agustus 1945. Kedua oleh Suharto ketika revolusi tahun 1966 dan yang ketiga oleh para elit di Jakarta ketika awal reformasi tahun 1999," kata Lukman Edy yang saat ini menjadi duta pelaksanaan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI itu.

Bahkan Bung Karno, ujar dia, ketika menutup sidang PPKI itu mengatakan, akan tidak bermakna sila-sila didalam Pancasila ketika kita tidak mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ke 5 Pancasila ini, katanya, mengandung makna keadilan ekonomi, yaitu konsep dasar tentang Indonesia sebagai wellfare state.

"Oleh sebab itu akan menjadi dosa sejarah di masa yang akan datang kalau pemimpin -pemimpin hari ini tidak serius membangun ekonomi yang adil dan merata. Sebagai duta Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) MPR RI, dirinya terus melakukan sosialisasi.
 (Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013