Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin mengatakan bahwa keengganan Rusia untuk memperpanjang kesepakatan biji-bijian Laut Hitam merupakan sinyal buruk bagi seluruh dunia.

"Fakta bahwa Rusia tidak ingin memperpanjang kesepakatan biji-bijian merupakan pesan buruk ... ke seluruh dunia," kata Scholz dalam pertemuan Uni Eropa, Amerika Latin dan Karibia (EU-CELAC) di Brussels.

"Namun, semua orang akan paham apa maksud dari keputusan tersebut. Ini adalah tindakan yang sangat berkaitan dengan fakta bahwa Rusia tidak merasa bertanggung jawab atas bagaimana hidup berdampingan yang baik di dunia," ujar dia menambahkan.

Masa berlaku kesepakatan biji-bijian Laut Hitam berakhir pada Senin (17/7), dan Rusia memutuskan untuk menangguhkan perpanjangan perjanjian tersebut.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers pada Senin mengatakan bahwa ada beberapa bagian dari kesepakatan tentang kepentingan Rusia yang hingga kini belum terpenuhi.

Kesepakatan Laut Hitam ditandatangani Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki, Rusia, dan Ukraina di Istanbul, Turki, pada 22 Juli 2022.

Perjanjian itu menciptakan prosedur untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dengan aman guna mengatasi krisis pangan global.

Ekspor hasil pertanian Ukraina dan Rusia sempat terhenti akibat perang antar kedua negara sejak Februari 2022.

Inisiatif itu diperpanjang selama 120 hari pada November 2022, dan diperpanjang lagi selama 60 hari pada Maret 2023.

Sumber: Reuters
Baca juga: EU kecam penangguhan ekspor biji-bijian oleh Rusia
Baca juga: Rusia tangguhkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam
Baca juga: Ukraina dan Turki akan bahas perpanjangan kesepakatan biji-bijian

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023