Denpasar (ANTARA News) - Seni olah tubuh mempunyai kaitan yang erat dengan teknik dan keterampilan bela diri mendorong pencapaian spirit dan kesejatian hidup umat manusia.

"Hal ini menjadi semangat dasar Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih yang berpusat di Bogor, Indonesia dengan cabang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Australia," kata Ketua PGB Bangau Putih Prof Gunawan Rahardja di Denpasar, Selasa.

Ketika tampil sebagai pembicara dalam "Spirit Bangau Putih" di hadapan 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat di Bentara Budaya Bali, secara khusus membahas buku "Mind, Body, Spirit : Aku Bersilat Aku Ada" karya Bre Redana.

Buku tersebut menjelaskan secara rinci satu per satu ilmu silat dalam bahasa yang lebih luas, tidak sekadar bahasa tubuh tangkis dan pukul, tetapi interaksi antara ilmu PGB dengan masyarakat.

Dengan demikian PGB Bangau Putih tidak sekedar menyangkut silat, namun juga mengenai kebudayaan, ujar Gunawan Rahardja.

Buku karya Bre Redana, sebagai Ketua Pengurus Dewan Pelatih PGB Bangau Putih, merupakan sebentuk kesaksian dan catatan perenungan yang lahir dari pergulatannya dalam menekuni seni olah tubuh selama bertahun-tahun.

"Disiplin yang tinggi dalam latihan silat identik dengan standar yang tinggi dalam pembentukan karakter, itu yang saya pelajari dari Bangau Putih," ujar Bre Redana yang juga tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut.

Buku terkininya yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas tahun 2012 tersebut secara umum menguraikan konsep kombinasi tubuh dan pikiran yang pada gilirannya akan melahirkan daya gerak sampai daya cipta (spirit).

Gunawan Rahardja menilai, pentingnya kesadaran selama seseorang menempa diri untuk meraih spirit dan menemukan kemurnian jiwa.

"Menumbuhkan kesadaran awal harus dengan komitmen, ketulusan, dan kepedulian serta latihan terus menerus," ujar penerus PGB Bangau Putih yang didirikan oleh mendiang ayahnya, Subur Rahardja, 61 tahun silam.

Hal itu berkaitan erat dengan upaya menemukan dan bukan "mencari" yang sering dikemukakan di PGB Bangau Putih. Laku "mencari" dipandang cenderung mengedepankan ego atau ambisi sementara "menemukan" adalah sebentuk olah kesadaran bahwa setiap hal di dunia ini memiliki momentumnya.

Melalui kegiatan diskusi itu diharapkan dapat memberikan pemahaman dan sudut pandang baru kepada masyarakat Bali tentang seni olah tubuh yang senyatanya dapat menunjang kreativitas.

Selain itu membangun daya luhur dan memiliki nilai spiritualitas yang dapat mengantarkan penekunnya meraih kasunyatan, ujar Putu Aryasthawa dari Bentara Budaya Bali.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013