Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kualitas pengajaran bahasa di sekolah dasar dan menengah
Jakarta (ANTARA) -
Sastrawan Ibnu Wahyudi mengatakan bahwa kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia harus ditanamkan kepada generasi penerus sejak dini guna mendukung pelestarian sastra dan puisi Indonesia di tengah derasnya pengaruh budaya asing.

Selain itu, para pejabat dan tokoh masyarakat juga diharapkan menjadi contoh dalam menggunakan bahasa Indonesia yang tepat dan memperjuangkan penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

Peningkatan penggunaan bahasa asing oleh masyarakat juga dapat berdampak pada menurunnya minat terhadap sastra Indonesia, kata Ibnu yang juga pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) kepada ANTARA, Kamis, terkait Hari Puisi Indonesia yang diperingati setiap 26 Juli.

Baca juga: Kemendikbudristek: Pemerintah tak bisa hidupkan sastra tanpa komunitas

Namun demikian, tegas Ibnu, penyebab utamanya bukan hanya karena adanya bahasa asing itu sendiri, tetapi lebih karena kurangnya kesadaran dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia.

"Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kualitas pengajaran bahasa di sekolah dasar dan menengah," kata Ibnu menjelaskan.

Guna melestarikan sastra dan puisi Indonesia, Ibnu mengharapkan dukungan dari pemerintah di antaranya dengan lebih banyak menyelenggarakan ajang-ajang penulisan. "Pemerintah dapat berperan aktif dengan menyelenggarakan lebih banyak ajang sayembara penulisan sastra dengan hadiah yang menarik," kata Ibnu.

Kemudian, forum-forum sastra juga harus diadakan secara rutin untuk memperkuat komunitas sastrawan dan mengapresiasi karya-karya bermutu.

Selain itu, kunjungan atau pendampingan ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap sastra.

"Badan Bahasa dan Dirjen Kebudayaan perlu memberikan dukungan dan pembiayaan yang memadai untuk pengembangan sastra Indonesia yang berkualitas," ujar pria yang mengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu.

Di sisi lain, kesadaran akan pentingnya sastra sebagai identitas budaya harus dihidupkan kembali.

Ibnu menambahkan bahwa kerja sama pemerintah, masyarakat, dan para sastrawan perlu ditingkatkan sehingga masa depan sastra dan puisi Indonesia akan tetap bersinar dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
 
"Semangat untuk melestarikan dan mengapresiasi budaya sastra harus tetap terjaga agar sastra Indonesia terus menjadi kebanggaan bangsa," katanya.

Baca juga: Sastra Indonesia dan puisi terus berkembang pada era modern

Baca juga: Sayembara Sastra 2023 upaya DKJ jembatani seni hiburan dan kreatif

Baca juga: Badan Bahasa gelar Malam Sastra beri penghargaan kepada komunitas

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023