Salah satu tugas utama pustakawan adalah mengumpulkan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia lalu dikemas untuk keperluan orang-orang profesional,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyatakan bahwa pustakawan adalah pembaca dan pelayan ilmu pengetahuan yang harus terus memperbarui pengetahuan masyarakat.

“Salah satu tugas utama pustakawan adalah mengumpulkan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia lalu dikemas untuk keperluan orang-orang profesional,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Syarif dalam Rapat Kerja Pusat XXIV dan Seminar Ilmiah Nasional 2023 di Mataram, NTB mengatakan salah satu tugas utama pustakawan adalah mengumpulkan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia lalu dikemas untuk keperluan orang-orang profesional.

Ia menambahkan bahwa pustakawan adalah profesi tertinggi karena seluruh profesi membutuhkan panduan pembaruan ilmu dari pustakawan.

Oleh sebab itu, kata dia, pustakawan harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan ilmu pengetahuan pada masa lampau, masa kini, hingga masa mendatang.

Kemampuan itu berguna untuk menjadi landasan bagi pustakawan dalam mengembangkan koleksi perpustakaannya, untuk koleksi cetak, koleksi digital, koleksi elektronik, maupun materi konten kreator.

Ia mengatakan saat ini paradigma pengelolaan perpustakaan mengalami perubahan yakni perpustakaan harus menjadi wadah untuk transfer ilmu pengetahuan.

Fungsi perpustakaan untuk mengatur koleksi sebesar 10 persen, fungsi perpustakaan untuk mengatur ilmu pengetahuan sebesar 20 persen dan 70 persen untuk transfer ilmu pengetahuan.

Perpustakaan pada masa kini harus menjangkau masyarakat sehingga perpustakaan harus mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses koleksi perpustakaannya terutama buku.

“Tujuannya? Untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul, yang mampu berinovasi dan kreatif,” kata Muhammad Syarif Bando.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menyatakan pihaknya berusaha agar desa di NTB mempunyai perpustakaan yang menarik yakni salah satunya melalui penerapan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS).

“Saat ini sudah ada delapan kabupaten/kota dan 115 desa di NTB yang menerapkan TPBIS. Keinginan kami semua desa/kelurahan di NTB mempunyai perpustakaan yang menerapkan TPBIS dan menarik,“ katanya.

Baca juga: Perpusnas: Pustakawan harus bangga dengan profesinya

Baca juga: Seorang dokter RSUD Mataram dimutasi jadi pustakawan

Baca juga: Profesi pustakawan dinilai tetap relevan di era digital

Baca juga: IPI dorong Komisi X buat kebijakan untuk bangun kompetensi pustakawan

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023