Yogyakarta (ANTARA News) - Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustad Abu Bakar Ba`asyir, mengingatkan bahwa musibah bencana alam yang menimpa bangsa Indonesia akhir-akhir ini hendaknya tidak hanya dilihat dari segi keilmuan saja, tetapi harus pula disikapi dari aspek syariat karena sesungguhnya ada hubungan antara bencana dan perilaku manusia. "Ini harus diterima dengan ridho dan syukur, karena Allah SWT memberikan wujud kasih sayangnya, dan manusia diingatkan kembali, agar kembali ke syariat," katanya saat memberikan ceramah di Sekretariat MMI di Karang Lo, Kotagede, Yogyakarta, Minggu. Di hadapan ribuan umat Islam --termasuk korban bencana gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006-- yang mengikuti ceramahnya, Ustadz Ba`asyir menyatakan bahwa umat manusia sekarang ini sedang diuji dengan musibah, ada azab dan peringatan dari Allah SWT. "Saya mengikuti perkembangan bencana gempa yang terjadi di sebagian Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dari dalam penjara melalui siaran televisi dan radio," ujarnya. Ia mengharapkan, warga yang terkena bencana diberi kesabaran dan keridhoan oleh Allah SWT, sementara umat yang sedang diuji dengan musibah ini dapat menerimanya dengan ridho dan syukur pula. "Kalau Allah SWT tidak sayang, maka tidak akan diberi azab. Musibah harus disertai dengan koreksi diri untuk segera bertobat kepada Allah SWT," tuturnya. Ia mengingatkan, azab itu ada karena ada kesalahan manusia, terutama pemimpin yang meninggalkan syariat. "Karena itu, umat perlu bertobat, agar dilindungi dari azab yang lebih besar. Manusia harus kembali menjalankan syariat Islam secara murni," ujarnya. Ia pun mengajak umat untuk lebih bertakwa dan beriman. Selain itu, Ustadz Ba`asyir mengemukakan kembali perlunya Peraturan Daerah (Perda) Syariat Islam, karena bencana yang terjadi akhir-akhir ini tidak terlepas dari perbuatan umat Islam yang melenceng dari syariat. "Dengan demikian, umat harus benar benar kembali ke Al Quran dan Sunnah, diantaranya dengan mengeluarkan Perda Syariat Islam. Jika ini diterapkan, maka semua umat, baik muslim maupun non-muslim, bisa aman dan tentram," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006