Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama Arsad Hidayat dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan pentingnya sertifikasi untuk memberikan lisensi kepada para pembimbing yang berkompeten.
Tujuannya, katanya, menjaga kualitas pelaksanaan bimbingan manasik kepada jamaah calon haji.
"Ruh pelaksanaan ibadah haji terletak pada kemampuan jamaah melaksanakan rangkaian rukun dan wajib haji serta meninggalkan semua larangan ihram. Semua rangkaian pelaksanaan ibadah ini sebagian besar diperoleh jamaah dari para pembimbing atau narasumber yang notabene telah mendapatkan sertifikat pembimbing melalui sertifikasi," kata dia.
Sertifikasi digelar bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, 14 hingga 18 Agustus 2023. Sertifikasi ini sebagai upaya dini Kemenag seusai operasional ibadah haji 1444 H dinyatakan selesai pada 5 Agustus 2023.
Baca juga: Kemenag gencarkan program peningkatan kualitas manasik haji
Menurut Arsad, sertifikasi merupakan sanad institusional dari proses pendidikan untuk melisensi para pembimbing mendapatkan legalitas dari negara untuk melaksanakan bimbingan manasik.
Ia menganalogikan sertifikasi seperti halnya lembaga pendidikan atau madrasah melakukan pendidikan kepada siswa dan menerbitkan ijazah sebagai lisensi.
Ketua panitia sertifikasi, Arif Rahman, mengatakan sertifikasi diikuti para peserta yang telah memenuhi kriteria minimal yang ditetapkan.
Mereka juga telah mengikuti proses "pre-test" sebagai tolak ukur awal sebelum menerima materi sertifikasi.
"Pada akhir kegiatan, kita akan lakukan 'post-test' untuk menilai kembali kompetensi mereka sekaligus mengukur apakah mereka layak mendapat sertifikat pembimbing manasik atau tidak," kata dia.
Baca juga: Sertifikasi pembimbing manasik haji, Kemenag gandeng UIN Antasari
Baca juga: Kemenag terbitkan buku digital pedoman manasik haji lansia
Baca juga: Kemenag minta KBIHU ubah pola pembelajaran manasik haji
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
