Sodetan Sedayu Lawas mampu memotong puncak banjir Bengawan Solo sebesar 423,075 meter kubik per detik sesuai hasil pengukuran yang kami lakukan..."
Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, menyatakan sodetan Bengawan Solo ke Laut Jawa di Lamongan bisa berfungsi normal untuk mengalirkan debit banjir.

"Sodetan Sedayu Lawas mampu memotong puncak banjir Bengawan Solo sebesar 423,075 meter kubik per detik sesuai hasil pengukuran yang kami lakukan, Selasa (9/4)," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Rabu.

Ia mengakui, kapasitas sodetan untuk mengalirkan debit banjir sudah berkurang dibandingkan ketika awal dibangun beberapa tahun lalu yang mampu mengalirkan debit air banjir ke Laut Jawa sekitar 600 meter kubik per detik.

"Berkurangnya kapasitas sodetan sesuatu yang wajar, sebab bertambahnya sedimen yang masuk ke sodetan," ujarnya.

Meski demikian, kapasitas sodetan yang mampu mengalirkan debit air banjir sebesar 423,075 meter kubik per detik itu masih cukup efektif untuk memotong puncak banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim.

"Kalau banjir lambat surut bukan faktor sodetan, tapi lebih banyak dipengaruhi besarnya debit air banjir dari daerah hulu Jateng juga Ngawi dan anak sungainya yang masuk ke Bengawan Solo," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan pengukuran debit air di sodetan di Plangwot, Kecamatan Laren sampai di Sedayu Lawas, Kecamatan Brondong sepanjang 13,4 kilometer dilakukan ketika puncak banjir luapan Bengawan Solo melanda hilir dengan skala besar.

Selain melakukan pengukuran kapasitas sodetan, pihaknya juga menerjunkan tim untuk mengukur luasnya wilayah genangan banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro sampai Gresik.

"Ada wacana dari Pemprov Jatim untuk mengembangkan kemampuan sodetan sebagai usaha mengantisipasi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jatim," katanya.

Oleh karena itu, data hasil pengukuran kapasitas debit banjir yang dialirkan melalui sodetan dilaporkan langsung kepada Dinas Pengairan Provinsi Jatim untuk bahan kajian.

Sesuai data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, luapan Bengawan Solo dengan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro 15,55 meter (siaga III), Selasa (9/4), mengakibatkan 113 desa di 15 kecamatan terendam air banjir.

Warga yang terkena dampak banjir sebanyak 12.688 kepala keluarga (KK), di antaranya sebanyak 3.980 jiwa harus mengungsi ke Gedung Serbaguna milik pemkab, tanggul Bengawan Solo, juga jalan raya dan rel kereta api (KA) Bojonegoro-Cepu, Jateng.

Genangan banjir juga merendam tanaman padi seluas 3.746 hektare, palawija 803 hektare. Selain itu banjir juga merendam jalan desa 125 kilometer lebih, jalan kabupaten 10 kilometer, sejumlah lembaga pendidikan, tempat ibadah, prasarana dan sarana umum lainnya. (SAS/KWR)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013