Jakarta (ANTARA) -- PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) kian menegaskan posisinya sebagai BUMN terdepan dalam pembangunan proyek Bendungan. Hal tersebut tercermin melalui 41 bendungan di tanah air yang telah berhasil diselesaikan oleh Perseroan. 21 proyek di antaranya termasuk dalam 65 proyek bendungan yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak tahun 2014 yang ditargetkan akan menambah ketersediaan tampungan air dari 12,6 Miliar kubik menjadi 19,1 Miliar kubik, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sepanjang tahun.

Direktur Utama Agung Budi Waskito, menyampaikan bahwa sejalan dengan itu, kini WIKA fokus dalam menyelesaikan 7 bendungan yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Kehadiran bendungan ini diharapkan mendukung upaya Pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam mengoptimalkan pengelolaan air di setiap wilayah tersebut. 

Salah satu yang sedang dikerjakan oleh WIKA KSO adalah Bendungan Lau Simeme Paket I yang bertujuan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan di Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengerjaan proyek dengan lingkup pekerjaan Bendungan Utama ini telah mencapai progress sebesar 72%. 

Agung BW juga menyampaikan bahwa pembangunan bendungan ini sekaligus menjadi sarana bagi pemberdayaan UMKM sebagai mitra kerja. WIKA menyadari bahwa sinergi yang baik antara WIKA dengan mitra kerja akan menunjang keberlangsungan operasi Perseroan. Untuk itu WIKA konsisten dalam upaya memenuhi komitmennya atas pembayaran terhadap para mitra kerja, di mana untuk periode awal Agustus 2023 saja, WIKA telah merealisasikan pembayaran sebesar Rp346 Miliar kepada 846 mitra kerja yang mana sebesar Rp102 Miliar dibayarkan kepada 684 UMKM mitra kerja WIKA. 

“UMKM memiliki peran yang penting untuk menggerakkan ekonomi di wilayah operasi melalui pembukaan lapangan kerja. Harapannya pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Perseroan dapat menghadirkan multiplier effect untuk keberlangsungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar Agung BW. 

Tawarkan Potensi Eco Tourism dan Suplai Energi Masa Depan

Selain berfungsi untuk penyediaan air dan pertanian, keberadaan bendungan turut menawarkan potensi-potensi lain di antaranya konsep eco tourism yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR di Bendungan Sukamahi, dengan menyediakan area tanaman hidroponik disertai dengan penginapan, taman, rumah kaca, dan tempat ibadah. 

Begitu juga dengan potensi lain yaitu pemanfaatan sumber energi baru terbarukan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan tenaga air untuk membangkitkan listrik, juga pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan floating solar panel sebagai sumber listrik seperti yang disediakan oleh Bendungan Randugunting. 

Selanjutnya beberapa bendungan dapat difungsikan untuk sport tourism yang salah satunya Bendungan Jatigede yang sering dijadikan sebagai lokasi ajang kompetisi dayung perahu. 

Ada juga Bendungan Kuwil Kawangkoan yang pembangunannya turut memperhatikan eksistensi objek sejarah berupa waruga yang merupakan makam para leluhur Minahasa, dengan merelokasi dan ditata kembali sebagai destinasi wisata sekaligus cagar budaya. 

Bendungan-bendungan tersebut dipercayakan oleh Kementerian PUPR pada WIKA, harapannya berbagai potensi yang ditawarkan tersebut dapat membawa manfaat secara optimal kepada masyarakat setempat.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023