Jakarta (ANTARA) - Pertemuan kedua para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di ASEAN atau ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) mewujudkan komitmen dan kolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan.

"Pertemuan AFMGM kedua yang juga akan menjadi pertemuan penutup ini akan menegaskan perwujudan komitmen dan kolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan," kata Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Iss Savitri Hafid dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Savitri menuturkan kemitraan antara Kementerian Keuangan dengan Bank Indonesia telah memupuk rasa percaya dan kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN, mendorong integrasi ekonomi kawasan untuk memperkuat sistem keuangan, melindungi kawasan dari guncangan dan kerentanan ekonomi.

AFMGM yang dilaksanakan pada 22-25 Agustus 2023 itu bertujuan untuk memantau dan memperbarui perkembangan capaian-capaian dalam Priority Economic Deliverables (PED) serta mendiskusikan isu-isu terkini yang menjadi perhatian utama bagi negara-negara anggota ASEAN.

Baca juga: BI harap hasil AFMGM perkokoh kolaborasi dengan Kementerian Keuangan

Pertemuan tersebut akan fokus pada beberapa agenda utama, seperti perkembangan dan risiko ekonomi global, prospek dan tantangan ekonomi regional, serta dialog k kebijakan yang berfokus pada isu Pembiayaan Infrastruktur dan Mendorong Pembiayaan Berkelanjutan.

Hasil diskusi dari agenda-agenda pertemuan AFMGM itu akan diwujudkan dalam upaya kerja sama antara Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN melalui koordinasi kebijakan dan pertukaran informasi.

Rangkaian pertemuan AFMGM juga diharapkan dapat menghasilkan Joint Ministerial Statement (JMS) yang mencatat perkembangan berbagai inisiatif, kesepakatan bersama, serta arahan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral terkait rencana aksi dan tindak lanjut atas berbagai agenda kerja sama yang dibahas pada forum kerja sama keuangan ASEAN.

Adapun tiga PED di bawah kerangka kerja sama sektor keuangan terdiri dari mendorong pemulihan dan memastikan stabilitas dan ketahanan keuangan dan ekonomi (recovery-rebuilding); memajukan konektivitas pembayaran, mendorong literasi dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif (digital economy); dan mempromosikan pembiayaan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan ekonomi hijau (sustainability).

Baca juga: Indonesia angkat isu ketahanan pangan pada AFMGM kedua

"Diharapkan dengan adanya pertemuan AFMGM kedua nanti dapat semakin memperkokoh kolaborasi antar dua institusi keuangan, khususnya Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan RI," ujar Iss Savitri.

Pertemuan AFMGM kedua dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari sembilan negara ASEAN yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Selain itu, sesuai dengan ASEAN Leaders' Statement on the Application of Timor-Leste for ASEAN Membership in November 2022, ASEAN turut mengundang Timor-Leste untuk berpartisipasi sebagai pengamat dalam rangkaian pertemuan tersebut.

Rangkaian pertemuan AFMGM itu juga akan dihadiri perwakilan dari enam organisasi internasional yaitu Asian Development Bank (ADB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), International Monetary Fund (IMF), Financial Stability Board (FSB), Bank for International Settlements (BIS), and World Bank (WB) serta mitra strategis yaitu Australia dan European Union (EU).
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023