Jakarta (ANTARA News) - Para pemimpin politik di Timor Timur (Timtim) mungkin memerlukan waktu sebulan untuk memilih seorang perdana menteri baru, kata seorang anggota partai Fretilin yang berkuasa di parlemen. Fretilin akan mengadakan pertemuan luar biasa untuk memilih calon yang akan menggantikan Mari Alkatiri, yang mengundurkan diri Senin setelah kerusuhan politik dan sipil selama beberapa pekan. Namun, anggota Fretilin Aderito de Jesus Soares mengatakan, proses itu bisa memakan waktu sebulan, karena negosiasi yang rumit di partai itu mengenai calon yang paling cocok. "Ini akan memerlukan waktu sedikitnya sebulan bagi Fretilin untuk membahas hal ini, dan diperlukan waktu untuk membawa semua utusan dari wilayah-wilayah," katanya kepada AFP. Presiden Xanana Gusmao meminta Fretilin mengadakan pertemuan sesuai dengan konstitusi setelah berembug dengan para penasihat Selasa untuk mencari terobosan mengatasi krisis tersebut. Gusmao juga memperpanjang pemberlakuan wewenang daruratnya selama 30 hari lagi di tengah kekhawatiran mengenai kekerasan baru dan memperingatkan kemungkinan pemilihan umum segera dalam upaya mengatasi krisis itu. Pemuda-pemuda yang melemparkan batu menyerang sejumlah kamp pengungsi dan membakar rumah-rumah, Rabu (28/6), yang meningkatkan ketegangan ketika ribuan pendukung Alkatiri menunggu di luar Dili, ibukota Timtim. Pasukan penjaga perdamaian memisahkan kelompok-kelompok yang bersaing selama serangan-serangan sporadis di kota itu, yang menipiskan harapan bahwa pengunduran Alkatiri akan mengakhiri krisis berpekan-pekan di negara miskin itu. Alkatiri mengundurkan diri setelah menghadapi tuntutan-tuntutan agar ia mundur sejak Mei, ketika bentrokan meletus antara kelompok-kelompok militer, serta antara militer dan polisi, yang mengakibatkan kekerasan geng di Dili. Alkatiri disalahkan atas terjadinya kerusuhan itu karena ia memecat sekitar 600 prajurit desersi pada Maret, atau hampir separuh dari jumlah pasukan negara itu. Prajurit-prajurit pembangkang itu mengeluhkan diskriminasi di jajaran militer. Lebih dari 2.200 prajurit penjaga perdamaian asing, terutama dari Australia, ditempatkan untuk memulihkan ketertiban di negara tersebut. Timtim adalah wilayah jajahan Portugis selama hampir lima abad yang ditinggalkan begitu saja pada 1975, dan setahun kemudian berintegrasi dengan negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, mayoritas rakyat Timtim pada 1999 melalui jajak pendapat di bawah payung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih memisahkan diri dari NKRI dan merdeka pada 2002. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006