London (ANTARA) - Dia berani menantang otoritas Vladimir Putin. Tapi dua bulan kemudian, dia mati.

Sosok itu, Yevgeny Prigozhin, menurut pihak berwajib Rusia tewas dalam kecelakaan pesawat di sebelah utara Moskow pada Rabu (24/8). 

Dia memimpin tentara swasta Wagner keluar dari bayang-bayang dan menuju garis depan perang Rusia di Ukraina, sebelum bertindak kelewatan dalam perebutan kekuasaan yang berisiko tinggi melawan kelompok kemapanan militer Rusia.

Wajahnya dengan dagu berlipat, kepala botak, dan suaranya yang menggelegar membuatnya langsung dikenali di Rusia dan di seluruh dunia saat melontarkan makian kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov.

Dia menuduh kedua orang itu telah membuat tentara-tentara swastanya kehilangan berbagai pasokan yang mereka butuhkan.

Dalam salah satu video yang menghebohkan, Prigozhin terlihat berdiri di sebuah lapangan yang dipenuhi mayat para petempur Wagner.

Di lokasi itu, dia berteriak serta memaki Shoigu dan Gerasimov untuk menuntut mereka menggelontorkan amunisi agar anak buahnya bisa terus bertempur.

Selama berbulan-bulan, Prigozhin kian sengit berseteru dengan para petinggi negara, sampai melewati batasan yang membuat banyak orang bertanya-tanya, baik di Rusia maupun di luar negeri, mengapa Putin membiarkan dia mengamuk tanpa terkendali.

Dia menuduh para pemimpin kementerian pertahanan berkhianat.

Dalam satu kesempatan, dia mengancam akan menarik pasukannya dari kota Bakhmut di Ukraina yang menjadi tempat mereka bertempur dalam masa terpanjang dan paling berdarah dalam perang di Ukraina.  

Pasukan Prigozhein di antaranya diperkuat oleh para narapidana yang secara pribadi dia rekrut.

Prigozhin membalikkan keadaan di Bakhmut dan Wagner terus bertempur sampai akhirnya merebut kota itu akhir Mei tahun ini.

Namun, titik balik terjadi beberapa pekan kemudian ketika dia menolak perintah agar petempur Wagner meneken kontrak yang membuat mereka berada di bawah kendali kementerian pertahanan.

Baca juga: Bos Wagner Yevgeny Prigozhin diyakini tewas dalam kecelakaan pesawat


Memberontak

Pada 23 Juni, dia terang-terangan melancarkan pemberontakan dengan menguasai Kota Rostov di Rusia selatan, dan kemudian merangsek menuju Moskow.

"Mereka yang menghancurkan anak-anak kita, yang menghancurkan kehidupan puluhan ribu tentara Rusia, bakal dihukum. Saya minta agar tak ada yang melawan," kata dia dalam salah satu rangkaian pesan audio yang menghebohkan.

"Ada 25.000 orang pada kami, dan kami akan mencari tahu mengapa kekacauan terjadi di negara ini," kata dia sembari menjanjikan akan menghadapi setiap pos jaga atau angkatan udara yang menghalangi gerak maju Wagner.

Putin tampil di televisi keesokan harinya untuk mengecam pemberontakan itu, yang ia sebut sebagai "tikaman dari belakang",  dan menjanjikan respons yang keras.

Namun dalam beberapa jam, pemberontakan itu mampu diredakan lewat sebuah kesepakatan: Kremlin bilang demi mencegah pertumpahan darah, Prigozhin dan sejumlah petempurnya akan pergi ke Belarus. 

Sejalan dengan itu, menurut kesepakatan tersebut, tuntutan pidana terhadapnya karena melakukan pemberontakan bersenjata akan dicabut.

Selama berpekan-pekan, kebingungan menyelimuti implementasi kesepakatan itu, mengenai status Prigozhin, dan mengenai keberadaan dia.

Kremlin, kantor pemerintah Rusia, lalu menyebutkan bahwa Prigozhin bertemu dengan Putin lima hari setelah pemberontakan itu.

Pada 5 Juli, televisi pemerintah mengatakan penyelidikan Prigozhin masih dijalankan. Cuplikan siaran televisi menunjukkan uang tunai, paspor, senjata, dan barang-barang lainnya disita dalam sebuah penggerebekan di salah satu properti milik Prigozhin.

Dua pekan kemudian, sebuah video muncul untuk memperlihatkan Prigozhin menyambut para petempurnya di Belarus. Pada akhir bulan itu, dia difoto di St Petersburg saat KTT Rusia-Afrika berlangsung di kota tersebut.

Kemampuannya untuk keluar masuk Rusia tanpa mendapat hukuman kembali menimbulkan pertanyaan tentang mengapa Putin terus menoleransi dia.

"Dalam jangka enam bulan, Prigozhin akan mati atau akan terjadi kudeta kedua. Saya tak tahu pasti di antara kedua itu, tapi saya tak melihat kedua kemungkinan ini bakal terjadi," kata Christo Grozev. 

Grozev adalah jurnalis investigasi Bellingcat. Komentarnya itu dikutp oleh surat kabar Financial Times awal bulan ini.

Putin sendiri, setelah pesawat jatuh di luar kota Moskow itu, melukiskan Prigozhin sebagai orang yang melakukan kesalahan besar dalam hidupnya tapi dia juga orang berbakat yang telah berjuang demi "tujuan bersama".

Putin menyampaikan "belasungkawa yang tulus" kepada mereka yang meninggal dunia dalam pesawat yang jatuh itu.

Baca juga: Ucapan duka cita Putin untuk Prigozhin


Pengusaha dan Panglima Perang

Prigozhin menyeruak setelah bertahun-tahun bekerja di belakang layar dan menjadi pemain paling menonjol dalam perang Rusia, di samping Putin sendiri.

Hal ini mengejutkan banyak orang dan luas dianggap sebagai petunjuk bahwa dia memendam ambisi politik jangka panjang, yang memupus masa lalunya sebagai penjual hot dog dan penjahat amatiran.

Lahir di St Petersburg pada 1 Juni 1961, Prigozhin menghabiskan sembilan tahun di penjara Soviet karena merampok dan menipu.

Dia dibebaskan pada 1990 di tengah ambruknya Uni Soviet, dan kemudian memulai karir dalam bisnis katering dan restoran di kampung halamannya.

Kala itu pula, dia diyakini pertama kali bertemu dengan Putin, yang saat itu menjadi pembantu utama wali kota St Petersburg.

Dengan memanfaatkan koneksi politik Putin, Prigozhin dianugerahi kontrak-kontrak besar negara, sehingga dijuluki "koki Putin" setelah melayani acara-acara Kremlin. Baru-baru ini dia berseloroh bahwa julukan "tukang jagal Putin" justru lebih tepat diberikan kepadanya.

Dia membangun portofolio investasi besar di banyak negara, termasuk real estat, media, dan mineral. AS menuduh operasi-operasinya telah memanipulasi pemilih pada pemilihan presiden AS 2016 demi memenangkan Donald Trump.

Uniknya, tahun lalu Prigozhin malah mengaku melakukan tindakan yang ditudingkan AS itu.

Dan terakhir, Prigozhin berniat menghidupkan kembali bisnisnya.

Dia memuji kudeta di Niger pada Juli sebagai hantaman terhadap "para penjajah". Dia menawarkan jasa petempur-petempurnya untuk menegakkan ketertiban di Niger.

Baru-baru ini pada Selasa (22/8), dia memposting video yang menurutnya diambil di Afrika.

"Suhunya lebih dari 50," kata Prigozhin sembari berdiri di daerah gurun dan tangannya memegang senapan. Klip video itu disertai nomor telepon bagi orang yang ingin mendaftar menjadi tentara Wagner.

Kematian Prigozhin membersitkan sejumlah pertanyaan, salah satunya seputar masa depan kerajaan bisnisnya dan dampaknya terhadap Putin serta perang di Ukraina.

"Pemberontakan Prigozhin sudah berakhir. Dan semuanya baru saja mulai," kata analis politik Stanislav Belkovsky.

Baca juga: Daftar penumpang sepesawat dengan bos Wagner, Yevgeny Prigozhin
​​​​​​​

Sumber: Reuters 
 

Pakar militer AS: Pemberontakan Wagner menunjukkan kerapuhan Putin

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023