Jakarta (ANTARA) - Tidak hanya sektor perdagangan dan pemerintahan, transformasi digital juga terjadi di industri kelapa sawit, sebagaimana dilakukan oleh PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT).

Melalui transformasi digital itu, CBUT menerapkan RISE with SAP dari PT Trimitra Sistem Solusindo (TMS Consulting) yang dipersiapkan selama kurang lebih 5 bulan hingga mencapai tahap go-live pada 23 Agustus 2023.

"Setelah melalui beberapa tahapan, kami belajar banyak sampai bisa mencapai tahap go-live saat ini," kata Chief Financial Officer CBUT Ronny Hertantyo Raharjo dalam pernyataan pers, Jumat.

Tujuan transformasi digital CBUT itu adalah untuk menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi operasional bisnis dengan mengintegrasikan data dari berbagai basis data dengan lebih efektif, cepat, dan akurat. Hal tersebut sejalan dengan komitmen CBUT untuk menjadi perusahaan hilir yang terdigitalisasi, menyederhanakan baik proses operasional maupun proses pendukung untuk mematuhi standar yang telah ditetapkan.

Baca juga: SAP SE bermitra dengan perusahaan AI, kenalkan solusi Datasphere

CBUT memilih SAP sebagai sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) karena fiturnya yang mencakup analisis operasional, wawasan keuangan, evaluasi kinerja, dan pengambilan keputusan. Selain itu, data yang disimpan dalam SAP tidak dapat diduplikasi, sehingga menjaga kerahasiaan data dan meminimalkan kesalahan manusia.

Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro mengatakan kemampuan integrasi RISE with SAP telah membantu menyederhanakan operasi CBUT serta membantu dalam memastikan efisiensi, kecepatan, dan akurasi di berbagai basis data.

"Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan CBUT sebagai bagian dari inisiatif pemerintah Indonesia untuk mengembangkan hilirisasi industri minyak kelapa sawit," kata Andreas.

Setelah go-live, TMS Consulting masih akan mendampingi CBUT dalam implementasi SAP dengan memastikan end user entry transaksi di dalam sistem sudah tidak ada kesalahan lagi sehingga integrasi data sudah bisa memudahkan proses tutup buku bulanan dan membantu manajemen dalam mengambil keputusan.

"Dengan mulai go-live-nya sistem ini, semoga CBUT bisa mencatatkan peningkatan produktivitas dan profitabilitas. Terima kasih atas komitmen dan kerja sama yang baik. Selamat kepada CBU atas pencapaiannya, enjoy the journey, enjoy the transformation," kata Chief of Marketing Officer (CMO) TMS Consulting Albert Juanda.

Saat ini, CBUT memiliki kapasitas pabrik refinery sebesar 2.500 TPD serta pabrik kernel crushing dengan kapasitas produksi sebesar 600 TPD. Selain itu, CBUT juga memproduksi RBDPO 807.500 MT/tahun, CPKO 8.520 MT/tahun, PFAD 28.250 MT/tahun, PKE 101.760 MT/tahun, Olein 646.000 MT/tahun, dan Stearin 161.500 MT/tahun.

Baca juga: Digitalisasi turunkan 70 persen keluhan karyawan

Baca juga: Huawei dukung Pemerintah antisipasi tantangan keamanan ruang digital

Baca juga: Peruri gandeng Paper.id luncurkan layanan faktur digital

Pewarta: Suryanto
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023