Gianyar, Bali (ANTARA) - Sebanyak dua pelari nasional Indonesia Nurshodiq dan Irma Handayani lolos kualifikasi nomor maraton untuk berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh dan Sumatera Utara setelah menjuarai Maybank Marathon 2023 di Bali.

“Saya untuk kualifikasi PON sudah lolos, sebelumnya target kualifikasinya itu 2 jam 40 menit dan saya mencatatkan waktu lebih cepat,” kata Nurshodiq di sela penutupan kejuaraan maraton tersebut di Bali Safari, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu.

Pelari asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menduduki podium pertama untuk kategori maraton nasional pria dengan catatan waktu terbaik 2 jam 30 menit 24 detik.

Ajang maraton sepanjang 42 kilometer di Bali merupakan pengalaman pertamanya setelah lama berkonsentrasi di half marathon atau 21 kilometer.

Selama berkompetisi di Bali, ia tidak mengalami kendala medan karena sudah terbiasa berlatih di Kaliurang, DIY yang memiliki topografi wilayah dataran rendah dan dataran tinggi, serupa dengan medan yang ia lalui di Gianyar, Bali.

“Saya belum pernah maraton penuh, jadi membuat saya penasaran untuk mencoba dan tambah semangat untuk mencari PB (personel best) untuk lolos PON,” imbuh bapak dua anak itu.

Ia pun menyabet hadiah uang tunai sebesar Rp100 juta setelah tampil sebagai juara.

Baca juga: Dua pelari Kenya pecahkan rekor di Maybank Marathon 2023

Senada dengan Nurshodiq, pelari wanita nasional Irma Handayani juga lolos kualifikasi untuk nomor maraton di PON 2024.

Di ajang Maybank Marathon 2023, ia mencatatkan waktu 3 jam 1 menit 44 detik, lebih cepat dari syarat yang ditentukan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) untuk limit PON 2024 yaitu 3 jam 15 menit.

“Saat ini sudah lolos untuk limit di PON,” imbuhnya dengan senyum semringah.

Atlet lari asal Kalimantan Timur itu pun meraih uang tunai Rp100 juta setelah menjuarai kategori maraton nasional wanita.

Peraih medali perak kategori 10.000 kilometer dan perunggu untuk maraton di PON XX Papua itu mengaku sempat mengalami kendala dengan banyaknya peserta perlombaan sehingga ia harus berjuang menembus kepadatan peserta di setiap rute yang dilalui.

Namun, hambatan itu bisa diatasi setelah peserta lain yang bukan kategori maraton memberikan ruang bagi dirinya untuk berlari lebih cepat.

“Saya sudah hafal rute karena sejak 2015 sudah ikut maraton ini, tapi ketika keluar dari kilometer 21 itu saya sempat kaget karena padat, bercampur dengan 13.600 peserta lainnya, jadi berusaha memecah rute,” katanya.

Ajang Maybank Marathon menjadi wadah bagi atlet lari nasional untuk mengikuti kualifikasi PON 2020 di Papua dan PON 2024.

Adapun ajang maraton di Gianyar, Bali itu diikuti sebanyak 13 pelari elit nasional yang memperebutkan total hadiah uang tunai Rp2,7 miliar kepada total 86 pemenang.

Baca juga: Pemprov Bali garap wisata olahraga genjot ekonomi daerah
Baca juga: 40 Peserta nomor kursi roda jajal Maybank Marathon di Bali


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023