Musim kemarau panjang ini memberikan intensitas sinar matahari jauh lebih lama yang membuat produksi garam bisa lebih cepat
Bandung (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat menyebutkan musim kemarau 2023 yang disertai fenomena El Nino tak berdampak buruk pada produksi garam, justru produksi komoditas tersebut meningkat signifikan.

DKP Jawa Barat mencatat produksi garam pada periode Juli hingga Agustus 2023 mencapai 11.421 ton, meningkat signifikan dibanding periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar 627,38 ton.

"Musim kemarau panjang ini memberikan intensitas sinar matahari jauh lebih lama yang membuat produksi garam bisa lebih cepat. Jadi sebagaimana yang disampaikan, dampak El Nino di sektor kelautan dan perikanan tidak buruk (bagi produksi garam)," ujar Kepala DKP Jawa Barat Hermansyah di Bandung, Selasa.

Dengan adanya peningkatan jumlah produksi, Hermansyah menyebut bahwa harga garam saat ini mengalami penurunan akibat kuantitas beli yang rendah.

"Dengan jumlah produksi meningkat, keberadaan garam di pasar saat ini banyak, dan otomatis turun harga. Kemarin di Cirebon harga mencapai Rp1.000 per kilogram dan sebelum itu bisa mencapai Rp7.000 per kilogram," kata dia.

Baca juga: KKP canangkan Kampung Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Jabar

Baca juga: KKP bangun gudang beku berkapasitas 300 ton di Indramayu, Jabar


Penurunan harga garam, diungkapkan Hermansyah, sudah terjadi sekitar dua bulan dari awal bulan Juli 2023.

Untuk mengatasi anjloknya harga garam, Hermanyah mengaku pihaknya akan menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menerapkan Sistem Resi Gudang.

"Supaya ikut serta membuat resi gudang, jadi kalau dengan harga segitu silahkan dibeli pemerintah begitu, pada saat harga tinggi bisa dijual kembali," ucapnya.

Dengan kondisi musim kemarau seperti ini, Hermanyah berharap ke depan produksi garam di Jabar bisa mencapai target tahunan yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 320.000 ton.

"Mudah-mudahan dengan musim kemarau saat ini bisa tercapai target produksi garam tahunan itu," tuturnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, terjadi hingga September 2023, dengan potensi kemarau bisa lebih panjang atau lama.

Baca juga: Bulog salurkan 65.453 ton beras SPHP ke seluruh Jabar kendalikan harga

Baca juga: Produksi garam di Karawang Jabar melimpah pada musim kemarau

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023