Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu RI) Pahala Nugraha Mansury menyatakan bahwa Forum ASEAN Indo-Pasifik (AIPF) merupakan implementasi dari Pandangan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membendung rivalitas menjadi kerja sama di kawasan tersebut.

"Bahwa ASEAN merupakan bagian dari kawasan Indo-Pasifik. Dan yang ingin kita bangun adalah bagaimana melalui AIPF ini kita bisa hadir untuk membendung rivalitas yang ada di Indo-Pasifik menjadi sebuah kerja sama," kata Pahala dalam konferensi pers usai Pembukaan AIPF, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan forum tersebut diharapkan bisa membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan inklusif, di mana semua negara di kawasan turut dilibatkan dalam kerja sama.

Ia juga berharap forum tersebut bisa meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi ASEAN untuk melakukan pembangunan ekonomi di kawasan.
Baca juga: Erick Thohir: Kerja sama regional kunci majunya ASEAN dan Indo-Pasifik

Wamenlu Pahala mengatakan Indo-Pasifik merupakan kawasan yang sangat luas yang memiliki kontribusi mencapai sekitar 64 persen terhadap ekonomi dunia.

Untuk itu, ia berharap forum tersebut bisa mengaktualisasikan proyek-proyek yang telah diidentifikasi yang diharapkan bisa mendukung kerja sama ekonomi.

Pahala mengatakan saat ini telah teridentifikasi 93 proyek kerja sama dengan nilai total mencapai 38,2 miliar dolar AS (sekitar Rp583,2 triliun).
Baca juga: Indonesia ingin majukan kerja sama ekonomi di Indo-Pasifik

Sementara itu, ia juga mengatakan 73 proyek potensial telah teridentifikasi dengan nilai 17,8 miliar dolar AS (sekitar Rp271,8 triliun), yang diharapkan bisa didorong untuk mewujudkan kerja sama ekonomi yang lebih baik.

"Jadi, AIPF bukan hanya forum diskusi, tetapi juga kita berupaya untuk menampilkan proyek-proyek yang saat ini sudah kita identifikasi," kata Wamenlu.

Ia mengatakan bahwa forum tersebut akan membahas beberapa tema yang menjadi perhatian utama, antara lain infrastruktur hijau dan ketahanan rantai pasok industri yang lebih baik dan terintegrasi, serta ekonomi digital dan industri kreatif yang diharapkan bisa menjadi sumber pertumbuhan baru di kawasan Asia Tenggara.

Tema lainnya adalah terkait sumber-sumber pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur hijau dan ekonomi digital.

"Tiga hal ini yang kita harapkan akan bisa menjadi pilar dalam diskusi di AIPF," kata Pahala Mansury.

Baca juga: Dubes Abraham soroti kesamaan AOIP dan Strategi AS untuk Indo-Pasifik
Baca juga: Menlu dorong kerja sama untuk perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023