Langkah awal dalam meningkatkan keberlanjutan penerbangan adalah dengan memperbarui armada generasi lama dengan pesawat terbaru
Jajarta (ANTARA) - Manufaktur pesawat terbang asal Eropa Airbus menggarisbawahi pentingnya penggunaan bahan bakar berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuels (SAF) demi menjaga keberlanjutan industri penerbangan.

“Langkah awal dalam meningkatkan keberlanjutan penerbangan adalah dengan memperbarui armada generasi lama dengan pesawat terbaru yang lebih hemat bahan bakar. Sehingga dapat langsung mengurangi emisi karbon sekitar 25 persen. Faktor pendorong lainnya dalam jangka pendek ini adalah peningkatan penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan,” kata Presiden Airbus Asia-Pasifik Anand Stanley dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Stanley menuturkan pesawat yang ia produksi saat ini sudah mampu terbang dengan campuran SAF hingga 50 persen dan pihaknya memiliki target untuk meningkatkan menjadi 100 persen pada tahun 2030.

Namun, agar maskapai penerbangan dapat memanfaatkannya secara maksimal, ia menegaskan bahwa dibutuhkan sistem yang memadai untuk memproduksi dan mengomersilkan sumber energi ini di sekitar hub transportasi udara di seluruh dunia.

Selain itu, Airbus sedang mengembangkan pesawat yang menggunakan sumber energi baru seperti hidrogen atau bahan bakar sintetis. Meski maskapai penerbangan dan produsen pesawat terbang bukanlah produsen energi. Namun, menurutnya maskapai penerbangan dan produsen dapat dan harus bertindak sebagai katalisator untuk perubahan besar yang sangat penting demi keberlanjutan industri penerbangan.

"Kami sedang mengembangkan tiga konsep pesawat yang bisa bertenaga hidrogen dengan kapasitas 100 hingga 200 kursi, sehingga menghasilkan emisi hampir nol. Pesawat seperti ini dapat memenuhi keperluan rute domestik yang lebih pendek di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut Stanley menyampaikan bahwa permintaan pasar di ranah penerbangan telah kembali secara signifikan selama setahun terakhir. Hal tersebut mendorong maskapai penerbangan untuk mengoperasikan kembali pesawat yang telah lama diparkir dan meningkatkan kapasitas yang ada.

Kendati demikian, industri penerbangan termasuk Indonesia, dinilainya harus mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan cara yang berkelanjutan. Tujuannya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus memastikan generasi mendatang dapat menikmati penerbangan sebagaimana yang telah dirasakan selama ini.

"Seperti halnya di banyak wilayah Asia, transportasi udara di Indonesia bukanlah sebuah pilihan, tapi sebuah keharusan guna memastikan kelancaran perhubungan dan menyambungkan perdagangan seluruh pelosok nusantara dan juga dengan dunia internasional,” tutur dia.

Baca juga: Satu dari enam alutsista pesanan Kemenhan bakal datang pada 2026
Baca juga: JAS Aero Engineering Services turut tangani Airbus A380 Emirates


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023