Tingginya pendapatan dari pergelaran wisata olahraga menjadi salah satu sektor yang harus dimaksimalkan karena sangat berdampak pada ekonomi daerah di berbagai sektor.
Jakarta (ANTARA) - Sektor pariwisata memiliki potensi besar dalam meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan industri pariwisata, yang pada akhirnya dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

Itulah sebabnya sektor pariwisata memegang peran yang penting sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi negara.

Aktivitas pariwisata menciptakan permintaan yang berdampak pada konsumsi dan investasi, yang kemudian akan mendorong produksi berbagai barang dan jasa.

Salah satu tren pariwisata baru yang populer di Indonesia saat ini adalah sport tourism atau olahraga yang dikombinasikan dengan memperkenalkan atau promosi wisata di suatu daerah.

Dengan memiliki fasilitas olahraga yang memadai dan potensi alam serta ikon pariwisata yang indah, Indonesia berpotensi besar untuk mengelola wisata olahraga menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi nasional.

Pilar utama dalam menjalankan sektor wisata olahraga adalah Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Masyarakat di lokasi tujuan wisata memiliki peran sebagai pemilik sumber daya atau modal pariwisata, yang mencakup aspek kebudayaan.

Kelompok tersebut terdiri dari berbagai elemen, seperti tokoh masyarakat, intelektual, LSM, dan media massa.

Di sisi lain, dalam sektor swasta terdapat asosiasi bisnis pariwisata dan para pelaku usaha. Sementara Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, bertindak sebagai pemegang kebijakan terkait infrastruktur dan regulasinya.

Kegiatan wisata olahraga di daerah tujuan wisata dapat berjalan dengan baik jika semua aktor tersebut bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain.

Para pemangku kepentingan dapat bersama-sama merencanakan pembangunan, mengatur organisasi acara, melakukan pemeliharaan, dan mengawasi berbagai sektor yang mendukung kegiatan wisata olahraga.


Wisata olahraga resmi

Menurut Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hard sport tourism merupakan jenis wisata olahraga resmi berskala internasional. Pada wisata olahraga jenis ini, beberapa gelaran pernah diselenggarakan di tanah air, di antaranya MotoGP Mandalika, Piala Dunia FIBA 2023, dan Piala Dunia Sepak Bola U-17 2023.

Dari gelaran tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan gelaran MotoGP Mandalika berhasil membawa berkah bagi perekonomian Indonesia. Angka yang disumbangkan mencapai Rp4,5 triliun.

Secara rinci, MotoGP Mandalika membawa efek baik bagi pelaku bisnis. Terjadi peningkatan usaha di bidang akomodasi, makanan, dan minuman sebesar 22,29 persen. Adapun bisnis transportasi meningkat sebesar 15,36 persen.

Kemudian pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) meningkat hingga 41 persen, serta 23 persen di antaranya merupakan pelaku parekraf dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Wisatawan yang berkunjung ke NTB pun meningkat drastis.

Lalu, pada gelaran Piala Dunia U-17, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, perputaran uang dari event Piala Dunia U-17 di Indonesia bisa mencapai Rp1,02 triliun.

Selain angka pendapatan yang dihitung dari penjualan tiket, dampak ekonomi yang tidak langsung seperti sektor akomodasi, kuliner, UMKM, transportasi, dan hak siar menjadi salah satu sektor yang diuntungkan dalam gelaran wisata olahraga.

Adapun soft sport tourism adalah aktivitas olahraga yang berkaitan dengan gaya hidup atau tren yang dapat diikuti semua orang secara terbuka atau umum, seperti lari, bersepeda, atau berselancar yang bisa diikuti siapa saja meski bukan atlet profesional.

Keindahan alam, infrastruktur dan kebudayaan menjadi faktor yang penting dalam penyelenggaraan soft sport tourism.

Sebut saja Borobudur Marathon, yang menjadi salah satu soft sport tourism yang digemari masyarakat lokal maupun mancanegara. Tercatat pada 2022, sebanyak 4.600 peserta ikut meramaikan acara maraton tersebut.

Tidak hanya sekadar berlari, Borobudur Marathon mengajak para pelari menjelajah, menghirup udara segar, menikmati pemandangan indah, serta mencoba kuliner khas Magelang yang nikmat. Ditambah, sebelum dan sesudah maraton para peserta juga bisa berkeliling Candi Borobudur atau mengunjungi museum dan galeri seni di sekitar candi.

Tingkat okupansi penginapan bahkan mencapai 80 persen lebih dibanding hari biasanya. Bukan hanya itu, Borobudur Marathon juga mampu menjadi lokomotif penggerak pariwisata, terutama pelaku UMKM.

Tingginya angka pendapatan dari pergelaran wisata olahraga menjadi salah satu sektor yang harus dimaksimalkan karena sangat berdampak pada ekonomi daerah di berbagai sektor.


Upaya Pemerintah

Besarnya potensi pariwisata olahraga dapat dilihat dari kontribusi sektor ini secara global. Pada 2019, sektor wisata olahraga global bernilai 800 miliar dollar AS dan berkontribusi sebesar 10 persen dari industri pariwisata dunia.

Kementerian Pariswisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2021 memperkirakan, pertumbuhan pariwisata olahraga di Indonesia bisa mencapai Rp18,790 triliun hingga 2024.

Besarnya potensi nilai ekonomi pariwisata olahraga dalam menghidupkan pariwisata membuat Kemenparekraf memasukkan kegiatan olahraga dalam Calender of Events (CoE) Wonderful Indonesia.

Bahkan, konsep pariwisata olahraga kini diakomodasi secara formal dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.

Kesuksesan gelaran wisata olahraga di Indonesia tidak lepas dari keseriusan pemerintah dalam mempersiapkan infrastrukturnya seperti venue olahraga, program-program wisata dan kebudayaan, serta membangun ekosistem ekonomi yang terintegrasi dengan dunia olahraga.

Di samping itu, Pemerintah juga harus serius mengatasi masalah lainnya seperti persoalan polusi udara.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menilai bahwa pencemaran kualitas udara dapat mengancam potensi pariwisata di bidang wisata olahraga.

Sandi mencontohkan bahwa pencemaran udara telah berdampak pada agenda lomba lari maraton internasional yang akan diadakan di sekitar Jabodetabek, yakni mendapat catatan mengenai kualitas udara yang dinilai tidak sehat.

“Ini banyak sekali para calon peserta wisata berbasis olahraga ini yang mempertimbangkan ini. Jadi, jika tidak ditangani dengan baik, ini akan berdampak buruk terhadap reputasi maupun penyelenggaraan event serupa,” ujarnya.

Berdasarkan data yang ada, keberadaan wisata olahraga di Indonesia sangat berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena itu, pelibatan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata olahraga menjadi hal yang harus dilakukan dalam rangka memberdayakan warga.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tujuan wisata olahraga perlu terus dilakukan pemerintah misalnya pelatihan kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri ketika ada gelaran wisata olahraga seperti cara menyambut wisatawan yang benar.

Jika itu bisa dilakukan, bukan hanya memberikan kesan yang baik dari para wisatawan, lebih jauh lagi yaitu para wisatawan bisa datang kembali ke daerah tersebut untuk sekadar berwisata tanpa harus ada gelaran olahraga.















 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023