Kebakaran di sana juga mengakibatkan kepulan asap yang cukup tebal yang terbawa angin ke arah Kota Palembang
Indralaya, Sumsel (ANTARA) - Satgas Karhutla Sumsel dibantu dua unit helikopter "water bombing" berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan di dekat Jalan Tol Palindra (Palembang-Indralaya) Ogan Ilir maupun titik lainnya di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Jumat.

Berdasarkan liputan di lokasi karhutla di Kecamatan Pamulutan Kabupaten Ogan Ilir,  aktivitas pemadaman api terus dilakukan dari udara maupun dengan mengerahkan Tim Satgas Karhutla Sumsel personel dari damkar, BPBD, Manggala Agni, TNI/Polri dan potensi masyarakat lainnya.

Kebakaran di kiri kanan Tol Palindra sebagian sudah berhasil dipadamkan, namun kobaran api masih terus merembet melalap semak-semak yang di kawasan itu akibat hembusan angin yang cukup kencang dan suhu cukup panas di kawasan itu. Salah satunya di dekat Sungai Rambutan yang masuk wilayah Kabupaten OKI.

Kebakaran di sana juga mengakibatkan kepulan asap yang cukup tebal yang terbawa angin ke arah Kota Palembang.

Baca juga: BPBD Kuningan padamkan 36 karhutla selama Juni-September

Tim Satgas Karhatla di Ogan Ilir itu juga mendapat tambahan bantuan sebanyak dua tim dari Manggala Agni Kabupaten Lahat. Tim yang berjumlah 20-an orang itu langsung bergabung dengan tim satgas di lokasi karhutla.

Kobaran api sempat menghebat pada Kamis malam sehingga membuat suasana kiri kanan jalan Tol Palindra dikepung api. Namun tidak sampai mengganggu atau operasional jalan tol yang tetap bisa dilalui.

Sementara itu petugas Satlantas Polres Ogan Ilir dan Polsek Pamulutan Ogan Ilir disebar melakukan pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas di jalan tol maupun di jalan raya Palembang-Indralaya yang terdampak asap.

Sementara itu kondisi lahan yang terbakar merupakan lahan gambut yang di atasnya semak dan rerumputan yang mengering karena terik matahari. Akibatnya api cepat merembet ke tempat lainnya akibat tiupan angin.

Satgas Karhutla Sumsel juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker serta senantiasa menyampaikan edukasi agar melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Mudahkan tangani karhutla, embung dibuat di Kotawaringin Timur

Sejumlah baliho dan spanduk dipasang yang mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Selain itu mengimbau untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan ke rumput di bahu jalan karena bisa menyulut kobaran api.

Penerbangan aman

Sementara itu asap karhutla yang terjadi di kawasan Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir sejauh ini belum berpengaruh terhadap aktivitas jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang.

"Penerbangan di bandara SMB II masih normal dan tidak terganggu. Pihaknya terus berkoordinasi dengan maskapai , dan semua aktivitas take off dan landing masih normal," kata Ekekutif General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SMB II Iwan Winaya .

Ia menyebutkan, visibility dan jarak pandang untuk pendaratan dan terbang masih normal. Bahkan dua pekan terakhir ini tak ada keluhan dari pilot terkait dampak asap.

"Sejauh ini tak ada laporan dari pilot yang terganggu pendaratannya," kata Iwan.

Ia menyebutkan hembusan angin cukup membantu menormalisasi jarak pandang, pada siang maupun malam hari. Bahkan untuk malam hari juga lebih aman terbantu dengan sistem GPS dan lampu pendaratan yang memandu pilot untuk mendarat maupun take off.

Baca juga: Kemarin anggaran Kemenag 2024 naik dan korban KDRT agar lapor UPTD PPA

Debu kotori rumah

Sementara itu debu karhutla mengotori rumah warga di Palembang dan sekitarnya. Debu disertai beberapa material bekas daun yang terbakar dan terbawa angin mengotori genting dan juga lantai rumah warga.

"Setiap pagi ada saja debu, hitam-hitam di teras rumah. Siang hari juga banyak, sehingga harus beberapa kali menyapu lantai," kata Ny Lina di Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat Kota Palembang.

Hal sama juga diungkapkan warga Palembang lainnya. Mereka mengaku tidak asing lagi dengan debu bekas karhutla.

"Selain debu, bau karhutla juga menyengat, terutama malam dan pagi hari," kata Sansan, warga Ilir Barat lainnya.

Meski demikian, tidak mengganggu aktivitas mereka sehari hari. Sebagian sudah memakai masker, namun banyak yang masih tak bermasker.

Kualitas udara juga menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang. Data terakhir menunjukkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu terus naik akibat karhutla dan sudah lama tidak turun hujan.

ISPU di Kota Palembang saat ini berkisar 120-130, sedangkan tingkat yang membahayakan kesehatan bila di atas 200.

Baca juga: KLHK pulihkan ekosistem yang rusak akibat karhutla di Gunung Bromo









 

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023