Bandung (ANTARA) -
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa seiring dengan kebakaran TPA Sarimukti yang masih terjadi sejak Sabtu (18/8), fasilitas itu tidak bisa menerima seluruh sampah dari kawasan Bandung Raya.

"Sampah dari Bandung Raya tidak bisa semuanya ke sana. Pak Sekda sudah rapat dengan Pemda Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi hanya 50 persen yang bisa ke Sarimukti," ucap Bey Machmudin di Gedung Sate, Bandung, Senin.

Karena itu, kata Bey Machmudin, guna mengurangi volume sampah dari wilayah Bandung Raya yang dikirim ke TPA Sarimukti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggalakkan program pemilahan sampah dari rumah, minimal organik dan anorganik.

"Kita akan masifkan, melakukan gerakan dari rumah untuk memilah-memilah sampah, terutama organik. Jadi dari hulunya kita mulai mengurangi sampah," ujar Bey.

Sementara itu di lokasi lainnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat Prima Mayaningtiyas mengatakan kondisi kebakaran TPA Sarimukti saat ini sudah 60 persen tertangani, meski demikian, pihaknya terus berupaya memadamkan api di gunung sampah.

"Laporan terakhir sudah menyusut, jadi kenapa sulit padam karena di TPA Sarimukti ada sampah sebanyak 2.000 ton per hari, kalau kita hitung berarti sekitar 15 juta kubik yang ada di sana. Penumpukan gas metan juga sangat tinggi," ucapnya.

Saat ini, api di permukaan sampah sudah tidak ada, namun bara masih muncul dalam tumpukan, pihaknya juga sudah membuat sekat-sekat untuk menghalau penyebaran api.

"Tadi juga kita sudah briefing zona 3 dan 4 akan dilakukan penyisiran titik api. Pagi ini sudah berjalan semua, termasuk quick response dari Kabupaten Bandung juga sudah masuk ke lapangan," ucap Prima.

Prima menyebutkan, pemadaman api masih dilakukan dengan metode water bombing, sebanyak 3.045 liter air disiramkan dari udara.

"Sekarang akan kembali dilakukan water bombing, hari ini akan dilakukan kembali. Penutupan lumpur dibantu BBWS kita juga terus lakukan dibantu oleh kabupaten/kota juga berkontribusi untuk truk yang mengangkut lumpur," katanya.

Selain itu, penggunaan busa juga dilakukan untuk meminimalisir api kembali menyebar ke area yang sudah padam.

"Penutupan lumpur kita maksimalkan, juga ada foam pengikat api. Namun karena kondisi angin kencang, berpotensi menimbulkan kembali api. Ini yang saat ini terus kita jaga," tuturnya.

Baca juga: BPBD siapkan lumpur untuk buka jalur jalan di TPA Sarimukti

Baca juga: Gubernur: Pembukaan zona darurat TPA Sarimukti dilakukan hati-hati
​​​​​​​

Baca juga: Jabar ambil alih kebakaran TPA Sarimukti untuk percepatan pemadaman

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023