Permakaman St. Peter yang memiliki sebuah batu nisan bertuliskan nama Eleanor Rigby, salah satu judul lagu The Beatles dari album "Revolver". (ANTARA/Ahmad Faishal)
Kemudian terjadilah obrolan singkat:

Raymond: “Hei, saya lagi cari sebuah rekaman, nih. Judulnya ‘My Bonnie’, rekaman produksi Jerman. Kamu punya, nggak?”
Brian: “Rekaman dari siapa, tuh?”
Raymond: “Kamu pasti belum tahu band ini. Namanya The Beatles!”

Maka dua pekan berselang, Brian ngotot mencari tahu dengan menyaksikan langsung penampilan The Beatles di Cavern Club yang ada di Mathew Street, tak seberapa jauh dari Whitecapel. Pada awal tahun berikutnya, Brian resmi menjadi manajer The Beatles dan memberikan pengaruh kuat dalam gaya berpakaian, serta aksi panggung band.

Di sebuah laman website, Mykola mendapatkan sebuah kutipan dari Paul McCartney yang menyatakan bahwa jika ada personel kelima The Beatles, maka sosok itu adalah Brian Epstein. Dia tetap dianggap menjadi kunci kesuksesan The Beatles hingga akhirnya ajal menjemput pada 27 Agustus 1967. Brian wafat akibat penggunaan obat-obatan dan alkohol secara berlebihan.

Mykola mengunci layar ponsel kemudian kembali melepaskan pandangan ke deret rumah mewah Rodney Street di sisi kirinya dengan jarak antar rumah sekitar 5 meter. Sementara itu, latar lagu “Eight Days A Week” masih berdendang di dalam kabin mesin waktu.

Pertemuan bersejarah

Lagu beralih ke “Drive My Car” ketika kapsul waktu melewati Hope University. Semua orang di dalam kabin masih asyik berbincang sembari sesekali bernyanyi, saat Gene kembali berbicara mengenai lokasi petualangan selanjutnya.

“Seperti yang bisa kalian lihat dan rasakan, kita bergerak semakin menjauh dari pusat kota. Sekarang kita akan menuju kawasan permukiman Woolton. Di sana ada gereja St. Peter yang sangat penting tempat John bertemu dengan Paul pada 6 Juli 1957,” terang Gene.

Berbekal penjelasan Gene, Mykola membayangkan momentum pertemuan perdana antara John Lennon dan Paul McCartney di aula gereja St. Peter yang bisa saja gagal terjadi tanpa peran sesosok bernama Ivan Vaughan.

Pada masa itu, Ivan adalah teman dekat Paul di Liverpool Institute, sekaligus kawan akrab John. Suatu hari, Ivan mengajak Paul untuk datang ke gereja St. Peter pada hari Sabtu untuk menyaksikan penampilan band Quarrymen bentukan John Lennon.

Mengetahui hal itu, Paul lantas agak tertarik. Rasa ketertarikan berubah menjadi jatuh hati kala dia mendengarkan permainan Quarrymen pada penampilan pertama mereka Sabtu siang. Ketika band Quarrymen tampil, Paul langsung merasa terkesima dengan sosok John yang tengah menyanyikan lagu “Come Go with Me" milik The Del-Vikings dengan improvisasi lirik lagu yang tergolong cerdik.

Bersama Ivan, Paul yang baru menginjak usia 15 tahun sekitar dua pekan sebelumnya, memutuskan untuk kembali menonton penampilan band pada malam hari. Dia lantas menyempatkan diri untuk pulang, mengenakan jaket putih bermotif keperakan serta celana panjang hitam, kemudian melarikan sepeda sembari membawa gitar kesayangannya menuju gereja St.Peter.
Papan pengumuman yang terdapat pada bagian dalam taman dekat pagar ikonik Strawberry Field, Liverpool. (ANTARA/Ahmad Faishal)

Sesampai di St.Peter beratap warna merah dan berjendela oval, Paul bertemu langsung dengan anggota band Quarrymen, termasuk John Lennon di sebuah ruangan kecil. Dia berbincang-bincang selama beberapa menit bersama John yang tengah bersiap dengan perangkat gitarnya.

Secara berani dan bisa saja bermaksud unjuk kebolehan, Paul sempat mengajari John cara untuk mengatur setelan senar gitar secara cepat dan akurat, serta memainkan lagu medley “Twenty Flight Rock” milik Eddie Cochran dan “Be-Bop-A-Lula”-nya Gene Vincent secara impromptu.

Malam itu, Paul menyaksikan penampilan band hingga selesai. Beberapa pekan kemudian, dia bertemu dengan pemain washboard Quarrymen yaitu Pete Shotto yang mendapatkan mandat untuk beroleh kepastian mengenai keikutsertaan Paul di dalam band, kata Gene menceritakan.

“Kita sudah memasuki bagian kawasan permukiman Woolton dan berputar sejenak dekat jalanan gereja. Di bagian kiri, kalian bisa melihat gereja tempat kali pertama John bertemu dengan Paul. Sekarang saya akan memutarkan sesuatu untuk kalian yaitu sebuah rekaman yang berasal dari 66 tahun lalu. Sebentar, di mana, ya? Ah, ini dia!” kata Gene sambil tersenyum.

Sebuah rekaman amatir segera mengudara: diawali gemeresik tak karu-karuan diiringi dengung di sana sini, menyusul kemudian suara seseorang berteriak-teriak seperti sedang menyenandungkan sebuah lagu, hingga rekaman itu berakhir pada durasi 22 detik.

Gene menjelaskan bahwa rekaman tadi berisi suara John Lennon yang bernyanyi di gereja St. Peter. Rekaman itu dilakukan pada penampilan band sore hari, sesaat setelah John Lennon bertemu dengan Paul McCartney.

Baca juga: El Rumi meriahkan panggung penutup G-Pluck di Beatleweek Festival

Baca juga: G-Pluck siapkan penampilan istimewa di festival budaya tahunan Belanda

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023